JAKARTA, KILAS24.COM- Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengaku lebih senang bicara bicara soal peradaban ketimbang politik. Hal ini ia ungkapkan di Warung Bakmie Makar milik Lieus Sungkharisma, Kamis (27/2).
“Kita udah sering diskusi peradaban di Jakarta Pusat, sekali – kali di Jakarta Barat. Disini kita mulai lagi, kira – kira begitu,” kata dia.
Lebih lanjut ditegaskan Ridwan, awalnya tidak ada yang memulai, melainkan mengalir sendiri apalagi menyangkut keadaan persatuan Indonesia yang sedikit berkabut. Gayung bersambut Lieus Sungkharisma sepakat dengan Ridwan Saidi. Warung Bakmke Makar miliknya dijadikan ruang diskusi peradaban.
“Kemudian ada sokongan dari muslim Ardi, aktivis yang kita gak ragukan, ayo kita bekerja sekarang untuk persatuan bangsa. Mana yang paling krusial hubungan orang Tionghoa dengan lainnya, ayo kita mulai, kenapa nggak,” terangnya kepada media ini.
Dengan demikian ia melihat adanya pandangan – pandangan yang dalam istilah sosiologinya stereotype, ia ingin keluar dari stigmatisasi yang menyentil isu sensitif seperti ras misalnya Tionghoa, karena dianggap paling krusial dalam persatuan bangsa.
“Bagaimanapun juga bencana corona yang menimpa China, itu akan ada pengaruhnya secara ekonomi. Mari kita timbulkan pengharapan yang realistis, apa kekuatan kita, bersatu kita semua. Kalau kita nggak bersatu kan susah, masih terus aja keadaan panas di sosmed, harus kita redakan. Itu tanggung jawab kita sebagai pemimpin,” jelasnya.
Reporter : Dedy Mulyadi