JAKARTA, KILAS24.COM– Sobat Muslim pernah tidak memperhatikan gambar kaleng Khong Guan saat menikmati berbuka puasa bersama keluarga? Kenapa tidak ada sosok ayah pada gambar di kaleng Khong Guan?
Banyak orang mempertanyakan hal tersebut setiap datang lebaran. Sebab Khong Guan menjadi salah satu menu yang akrab saat hari raya Lebaran.
Sebagian orang yang penasaran dimana sosok ayah yang seharusnya ada di kaleng Khong Guan mencarinya di Google. Dalam Google Translate, Khong Guan berasal dari bahasa mandarin “khong guan” yang berarti kaleng atau toples kosong.
Salah satu akun twitter @Bambangelf memposting gambar seorang lelaki dan gambar pada kaleng Khong Guan dengan kalimat, “Mendekati Lebaran, semua akan teringat karya fenomenal Pak Bernardus Prasodjo, pelukis kaleng Khong Guan. Beliau adalah ayahnya Dok. @prasadja. Salam hormat. *tolong tanyakan beliau, itu bapak Khong lagi kemana?”
Pertanyaaan beliau ini menuai banyak reason menarik. Namun ada yang tahu fakta di balik Bapak Khong yang tidak ada pada kaleng Khong Guan? Simak faktanya.
Khong Guan kini menjadi salah satu ikon kue Lebaran. Rata-rata masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan makanan khas Lebaran itu. Meski populer, terutama di masyarakat desa di Indonesia, Khong Guan sendiri sebenarnya berasal dari Singapura. Pemiliknya pun merupakan imigran asal Fujian, China.
Siapa yang mempunyai Khong Guan? Berdasarkan informasi dari laman resmi Khong Guan, Khong Guan didirikan oleh kakak adik asal Fujian, China, yakni Chew Choo Keng dan Chew Choo Han. Mereka merupakan imigran yang menetap di Singapura.
Baca Juga: Informasi Jadwal Pencairan dan Besaran Dana KJP Plus Mei 2022, Cek di Sini
Awalnya, mereka berdua bekerja di sebuah pabrik biskuit lokal demi menafkahi keluarga. Lalu, Jepang menginvasi Singapura. Chew Choo Keng dan chew Choo Han kemudian pergi ke Perak, Malaysia, untuk berlindung.
Di sana, mereka membuat biskuit dengan tangan untuk dijual. Biskuit mereka cukup laku, tetapi ada kendala yang dihadapi, yakni kekurangan pasokan tepung dan gula. Karena minim pasokan bahan, kakak adik itu kemudian beralih menjual garam dan sabun.
Setelah Singapura terbebas dari Jepang, kakak adik itu kemudian kembali ke Singapura dan memulai usaha biskuit lagi.
Sementara itu, Pelukis Khong Guan Bernardus Prasodjo membeberkan alasan tidak ada gambar ayah di biskuit Khong Guan.
Bernadus mengatakan bahwa yang ditonjolkan dalam gambar itu adalah sosok ibu. Ia memperkirakan hal itu dilakukan untuk mempengaruhi ibu rumah tangga agar membeli Khong Guan. “Jadi yang penting ada ibunya di situ karena yang belanja ibunya kok,” kata Bernardus.