
MALANG, KILAS24.COM– Ada hal menarik penuh keakraban di Warung Sumber Gentong (WSG). Warung yang berlokasi di Jalan Abdillah 4, Genitri, Tirtomoyo, Pakis, Kabupaten Malang ini berhimpun tiga direktur Perusahaan daerah (Perumda) yang selama ini bertindak sebagai operator air bersih di Malang.
Ketiga direktur tersebut masing-masing, Perumda Tugu Tirta Kota Malang, Perumda Tirta Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Perumda Aming Tirto Kota Batu. Para petinggi perusahaan plat merah ini menggelar kegiatan Ngopi Bareng, Minggu (9/2).
Kegiatan yang bertajuk ‘Obrolan Kampung, Menyoal Kebutuhan Air Warga Kampung’ guna membahas persoalan air bersih di Kota Malang, paska jebolnya pipa transmisi yang berdiameter 500 milimeter (mm), di wilayah Tumpang. Akibatnya berdampak pada persoalan air bersih. Sebagian warga kesulitan pasokan air bersih lantaran bocornya pipa tersebut.
Presidium Dewan Kampung Nuswantara, Bambang GW mengatakan kehadiran tiga direktur ini bisa mengatasi persoalan pasokan air bersih kepada warga.
“Harapan kita agar persoalan pasokan air akibat pecahnya pipa transmisi dapat teratasi,” ujarnya.
Direktur Perumda Tugu Tirta, M.Nor Muhlas, mengaku bisa memahami keluhan warga terkait pecahnya pipa penyalur air bersih. Meski demikian ia juga tak memungkiri problematika yang dihadapi dalam mengatasi masalah ini.
“Saya memahami setiap keluhan bahkan kemarahan warga terdampak atas musibah tersebut sehingga kami terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang terdampak,” ucapnya.
Muhlas, menjelaskan menghadaoi masalah pasokan air bersih, ia terus melakukan komunikasi dengan warga. Kepada warga ia menyampaikan masalah teknisnya sambil memobilisasi puluhan unit mobil tangki air kepada warga yang berdampak.
“Kami terus melakukan droping air bersih dan memasang puluhan terminal air di berbagai titik. Bahkan sampai mengajak wakil gubernur untuk melihat langsung kenyataan dilokasi yang berdampak,” terangnya.
Muhlas menambahkan pihaknya juga intens berkomunikasi dengan pihak Kementerian PUPR untuk bisa mempercepat perbaikan pipa yang jebol.
“Alhamdulillah, semua bisa kami lakukan meski masih dalam proses. Kami sadar, untuk mengatasi hal yang diluar dugaan masih banyak yang belum terealisasi,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Perumda Tirta Kanjuruhan, Syamsul Hadi mengatakan sistem pendistribusian air di Kota Malang menggunakan sistem pompanisasi, sedangkan di Kabupaten Malang selain menggunakan sistem pompanisasi juga menggunakan sistem gravitasi.
“90 persen di Kabupaten Malang menggunakan sistem gravitasi, kalau di Kota 100 persen Pompanisasi. Untuk itu, kedepannya kami akan menggunakan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Malang Selatan, tentunya menggunakan teknologi pengelolaan air,” jelasnya.
Direktur Perumda Aming Tirto, Edi Sunaedy menambahkan pelanggan di Kota Batu jumlahnya tidak signifikan, lantaran di setiap dasa sudah ada Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) yang dikelola swadaya oleh masyarakat.
“Di Kota Batu itu unik, satu rumah bisa memiliki 4 meteran, dari HIPPAM, PDAM Batu, PDAM Kota Malang, dan Kabupaten. Itu ada di Junrejo,” pungkasnya.
Reporter : Toski Dermaleksana
.
Anda dapat membaca artikel lainnya di Google News