KILAS24.COM- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap peserta didik penerima bantuan sosial pendidikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus di seluruh sekolah di Jakarta.
Berdasarkan monitoring dan evaluasi tahun 2023, tercatat sejumlah peserta didik penerima KJP Plus yang melanggar Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial Biaya Pendidikan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Purwosusilo mengungkapkan, dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2021, terdapat larangan yang wajib dipatuhi oleh penerima KJP Plus.
Baca Juga: KJP Plus Januari 2024 Akhirnya Cair, Ini Aturan Pengambilan Dana Pendidikan Ini
“Apabila larangan tersebut tidak dipatuhi, maka bantuan sosial pendidikan akan dibatalkan. Namun, pembatalan juga dilakukan terhadap peserta didik yang sudah lulus ataupun sudah bekerja,” jelas Purwo, dalam Siaran Pers Pemprov DKI Jakarta, Kamis (4/1) dilansir dari Beritajakarta.id.
Purwo pun mengimbau agar peserta didik penerima KJP Plus dapat menaati aturan yang telah ditetapkan.
“Dinas Pendidikan dan pihak sekolah akan terus memantau serta mengevaluasi peserta didik penerima KJP Plus. Sehingga, bantuan ini dapat tepat sasaran,” ujarnya.
Lebih lanjut, Purwo menerangkan, total pembatalan KJP Plus pada 2023 sebanyak 492 orang yang tersebar pada setiap jenjang pendidikan (SD-SMA). Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Tindakan asusila sebanyak 3 orang.
- Berkelahi sebanyak 1 orang.
- Berkendara membawa senjata tajam sebanyak 7 orang.
- Lulus sebanyak 5 orang.
- Melakukan bullying/tindak kekerasan/perundungan sebanyak 27 orang.
- Mencuri sebanyak 5 orang.
- Menggadaikan ATM KJP sebanyak 79 orang.
- Mengundurkan diri dari KJP/menikah sebanyak 39 orang.
- Meninggal sebanyak 3 orang.
- Menolak KJP Sebanyak 1 orang.
- Merokok sebanyak 103 orang.
- Minum Miras/ Narkoba sebanyak 8 orang.
- Orang tua ASN (PNS/PPPK) sebanyak 10 orang.
- Pindah sekolah sebanyak 11 orang.
Baca Juga: Beberapa Pertanyaan Seputar Universitas Swasta yang Menerima KJMU
- Sudah bekerja sebanyak 8 orang.
- Tawuran sebanyak 163 orang.
- Melakukan tindak pidana sebanyak 1 orang.
- Tidak masuk sekolah sebanyak 18 orang.
Perlu diketahui, sumber data pada pendataan KJP Plus diperoleh dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang diperbarui secara berkala.
Bagi keluarga tidak mampu yang belum terdaftar dalam DTKS, dapat menghubungi Pusat Data dan Informasi Jaminan Sosial (Pusdatin Jamsos) sesuai kelurahan tempat tinggal atau Kartu Keluarga (KK).