MALANG, KILAS24.COM– Kenaikan harga gula di pasaran saat ini dipicu masalah distributor. Selain proses distribusi gula yang terlalu panjang, kadang juga disebabkan ulah distributor yang menimbun hingga 300 ton gula.
Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto saat meninjau persediaan gula di Pabrik Gula Kebon Agung, Pakisaji, Malang, Jawa Timur, Rabu (20/5).
Menurutnya, ulah distributor seperti ini memicu kenaikan harga gula pasir di pasaran. Ia menyebut, jika mengacu pada harga eceran tertinggi (HET) yang diterapkan pemerintah, harga gula pada kisaran Rp 12 ribu per kilogram (Kg). Namun, saat ini harga gula masih pada kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram.
Kenaikan tersebut lanjutnya tidak saja akibat masalah proses namun juga faktor penyimpanan yang lama sebelum didistribusikan ke pasar. Belum lagi jika distributornya nakal dan menimbun gula hingga ratusan ton.
“Kenaikan harga gula saat ini dikarenakan adanya distributor nakal yang menimbun 300 ton gula yang masih tersimpan rapih dengan segel Kementrian Perdagangan di salah satu gudang gula di PG Kebon Agung,”ujarnya.
Dia menjelaskan untuk mempermudah monitoring terhadap akur pendistribusian gula, pihaknya mewajibkan setiap distributor untuk terdaftar di kemendag. Dengan begitu kata dia harga gula di pasaran bisa diawasi (monitor).
Agus menegaskan terkait penyitaan 300 ton gula yang disimpan distributor, nanti akan dijual ke masyarakat ke retail/pedagang dengan harga normal Rp 12.500 perkilogram.
Sementara itu, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Very Anggrijono menjelaskan ada empat distributor nakal yang ditengarai menjadi biang kerok tersendatnya distribusi gula ke pasaran.
“Sedang kita dalami, makanya sementara kita amankan (gula 300 ton),” tegasnya.
Selain itu, lanjut Very, jika terbukti jelas ada sanksi terberat bagi distributor nakal yang masih saja melakukan permainan distribusi.
“Sanksi bisa administratif hingga kita cabut izinnya,” tukasnya.
Reporter : Toski Dermaleksana.