KUPANG, KILAS24.COM — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meningkatkan fungsi Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu, Provinsi NTT untuk mendukung food estate Atambua, Belu, NTT.
Food estate Atambua, NTT seluas 55 hektare (ha) didukung oleh irigasi permukaan atau sprinkler dengan nilai kontrak Rp20 miliar. Food estate Atambua mengembangkan jagung sebagai komoditas utama.
Saat ini sebanyak 250 sprinkler telah terpasang dan akan ditambah sebanyak 150 sprinkler untuk mendukung food estate Atambua, Belu, NTT.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa ketersediaan air menjadi kunci
pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain.
“Kunci kemajuan di NTT adalah air. Ketersediaan air dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan dan lainnya,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (18/10/2021).
Adapun, Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu yang mempunyai kapasitas tampung 3,3 juta m3 yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2019 lalu.
Saat Bendungan Rotiklot telah dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan lumbung pangan (food estate) di Atambua dengan memanfaatkan teknologi sprinkler.
Baca Juga: Infrastruktur Penunjang Selesai, Presiden Jokowi Minta Promosi Besar-Besaran untuk Labuan Bajo
Simak Juga: Pemerintah Siapkan Program Khusus untuk 5 Kabupaten dengan Kemiskinan Ekstrem di NTT Ini
Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Iriandi Azwartika mengatakan, fungsi utama Bendungan Rotiklot adalah untuk irigasi permukaan seluas 140 ha dan pasokan air baku sebesar 40 liter/detik.
“Kemudian sesuai arahan Bapak Menteri PUPR dikembangkan untuk irigasi perpipaan menggunakan sprinkler dengan luas lahan pengembangan food estate seluas 55 ha,” kata Iriandi.
Iriandi menyatakan, penggunaan sprinkler di pengembangan food estate Atambua karena merupakan daerah yang tandus sehingga pemanfaatan paling tepat menggunakan sprinkler.
“Karena jenis tanahnya yang tidak membutuhkan banyak air jadi lebih hemat air dengan sprinkler dan komoditas tanamannya juga berupa hortikultura jagung,” jelasnya.
Iriandi menuturkan pengembangan sprinkler yang digunakan juga produk kerjasama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pandemi Covid-19.
“Sprinkler ini didukung dengan reservoar dan rumah pompa yang mengambil air dari Bendungan Rotiklot. Masing-masing sprinkler mampu mengeluarkan tekanan air sebesar 4 bar dengan jangkauan sekitar 33 meter,” paparnya.
Menurut Iriandi, pengembangan food estate membutuhkan koordinasi antar Kementerian dan dengan pemerintah daerah.
“Kementerian PUPR memberikan dukungan sarana pengairannya, untuk proses penanaman hingga panen ada di Kementerian Pertanian dan Pemda lewat Dinas Pertanian,” ujarnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) II Provinsi NTT Agus Sosiawan mengatakan, pelaksanaan fisik dukungan pengembangan food estate tersebut dimulai pada Maret 2021.
“Pada Agustus 2021 sprinkler mulai terpasang dan saat ini sudah sebanyak 250 sprinkler yang beroperasi dan akan ditambah 150 buah lagi,” ujarnya.
Dikatakan Agus pelaksanaan pemasangan irigasi perpipaan dengan menggunakan sprinkler tersebut dilaksanakan oleh kontraktor PT Permata Maju Jaya dengan nilai kontrak sebesar Rp20 miliar.