JAKARTA, KIAS24.COM- Fenomena Klitih menjadi perbincangan hangat dan viral di media sosial. Peristiwa penganiayaan yang dilakukan oknum tidak dikenal kepada seorang pelajar di Gedongkuning, Yogyakarta dikaitkan dengan keberadaan Klitih.
Peristiwa itu terjadi Minggu (3/4) dini hari. Korban yang merupakan pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta atau Muha itu tengah mengendarai sepeda motor berboncengan dan terkena sabetan gir. Lantas, apa itu Klitih?
- Apa Itu Klitih?
Klitih adalah perilaku agresivitas yang dilakukan dengan sengaja untuk melukai seseorang. Dalam konteks kenakalan remaja, nglitih atau klitih adalah kegiatan sekelompok pelajar berkeliling menggunakan kendaraan dengan maksud mencari pelajar sekolah lain yang dianggap sebagai musuh.
Baca Juga: Manchester City vs Atletico Madrid: Pep Guardiola dan Taktik 12 Pemainnya
- Perubahan Makna Klitih
Kendati punya kesan negatif, klitih awalnya hanya diartikan sebagai kegiatan jalan-jalan atau keliling kota biasa tanpa tujuan yang jelas. Ada istilah klitah yang artinya keluyuran, punya waktu luang yang banyak, rileks. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan paradigma terhadap pengertian klitih. Yang tadinya bermakna positif, bergeser menjadi negatif. Klitih dalam konteks “punya waktu luang banyak” lantas disalahgunakan sebagian orang. Misalnya untuk merusak atau melukai orang lain yang jelas berdampak buruk.
- Tersangka Siswa Sekolah
Data mendapati tersangka klitih mayoritas usia remaja yang mengenyam pendidikan formal, sementara korbannya acak. Kebanyakan pelakunya adalah para pelajar yang bersekolah formal dan memiliki geng.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Aturan Mudik 2022, Apa Saja?
- Penyebab Klitih
Ada empat penyebab klitih terjadi, yaitu keterikatan (attachment), komitmen (commitment), keterlibatan (involvement), dan nilai kepercayaan atau keagamaan (belief).
Faktor keterikatan dengan sekolah dan keluarga yang rendah membuat kegiatan di waktu luang tersangka seperti tidak terpantau. Keadaan ini mendorong komitmen untuk menyadari bahwa menjalani waktu-waktu yang sebenarnya digunakan secara positif malah mendapat stigma.
Demikian informasi asal-usul klitih dan penyebabnya. Tetap berhati-hati dan saling mengajak teman untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif