JAKARTA, KILAS24.COM- Sebuah video yang berisi rekaman pernyataan Yosef Falentinus Kebo, berdurasi 1, 49 menit beredar luas di medsos dan melalui grup-grup WhatsApp.
Video tersebut beredar hanya sehari setelah Falen ditetapkan oleh DPC PKB sebagai bakal calon bupati (bacabup) Timor Timur Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia didampingi bakal calon wakil bupati (bacawabup) Agustinus Meol, SH untuk maju pada konstestasi pemilihan pilkada TTU 2020.
Dalam rekaman video berdurasi singkat itu, Falen mengajak kaum milenial maupun masyarakat berpikir untuk membangun daerah.
“Saya mengajak kaum milenial maupun masyarakat berpikir untuk membangun daerah,” pinta Falentinus, melalui video yang dikirim ke media ini, Selasa (4/2).
Hal yang penting menurut alumni Akmil 1999 ini adalah, bahwa segala sesuatu harus dimulai.
“Kalau bukan sekarang kapan lagi. Kalau bukan kita siapa lagi,” ujarnya.
Kabupaten TTU termasuk salah satu daerah di perbatasan negara Timor Leste, yang bakal menggelar pilkada serentak pada 23 September 2020. Sebagai salah satu bakal calon, Falen yang kini menekuni sejumlah perusahaan berskala internasional di Jakarta, memberikan sebuah motivasi dan suport yang sangat menyejukkan.
“Setiap orang ada masanya. Setiap masa ada orangnya. Inilah saatnya bagi kita generasi muda untuk memimpin dan membangun di TTU” pungkasnya.
Menggenggamkeinginan dan motivasi kuat untuk membangun daerahnya, Falen rela melepaskan semua pekerjaannya untuk pulang kampung. Keinginan ini menjadi landasan yang cukup kokoh dalam mengambil keputusan dan pensiun diri dengan pangkat terakhir mayor.
Dalam jejak karier, ayah dua anak ini “kenyang” dengan pengalaman luar negeri ketika masih aktif sebagai anggota TNI AD. Saat ini berkarier sejumlah perusahaan berskala nasional maupun internasional.
Tinggal di Kompleks Perwira Angkatan Darat (KPAD) Bandung, putra asli Insana ini memilih meninggalkan semua atribut “wah” hanya demi sebuah misi. Misi dengan tujuan ingin berbuat sesuatu bagi orang banyak.
“Ini yang saya tidak punya. Dan saya anggap hilang,” tandasnya. (Yosef Naiobe)