JAKARTA, KILAS24.COM – Menteri Agama RI, Jenderal TNI (Purn.) Fachrul Razi mengharapkan kepada generasi penerus dapat mengambil estafet kepemimpinan Muhammadiyah. Dimana Muhammadiyah itu adalah organisasi sosial keagamaan pertama di Indonesia sejak 18 Nopember 1912di Yogyakarta.
Demikian hal itu diungkapkannya saat sambutan terakhir pada Seminar Nasional Pra Muktamar ke – 48, dengan mengambil tema “Ekstremisme Sosial Keagamaan dan Perdamaian Semesta”, di Aula Ahmad Dahlan, FKIP Uhamka, Sabtu (14/3).
“Muhammadiyah dikenal sebagai pembangkit kesadaran masyarakat. Oleh karena itu terkait tema yang diangkat itu betul – betul ada di tiap sila Pancasila,” katanya.
Ia pun menjelaskan, selain kesadaran masyarakat ada di tiap – tiap sila pancasila. Lebih lanjut Menteri Agama mengatakan moderasi beragama, dalam sambutannya menyatakan acakali menggaris bawahi tentang moderasi beragama. Bahwa yang dimoderatkan itu bukan agamanya karena agama sudah moderat sampai akhir jaman dan tidak perlu dimoderasikan.
“Tapi yang dimoderasikan adalah kehidupan beragama kita dalam bersosialisasi dengan agama – agama lain atau dengan faham – faham yang berbeda,” tandasnya.
Menurutnya dalam agama yang sama dengan faham yang berbeda terbilang cukup banyak. Namun menurut pengakuannya selama menjadi Menteri Agama hanya ingin tahu. Contohnya ketika dirinya memerintahkan aparaturnya untuk membuat surat perintah pelayanan semua agama secata nasional.
“Ternyaya tidak gampang membuatnya, ketika menyusun draftnya ada saja yang protes Pa Menteri itu Ketua Umumnya dari kelompok A wakilnya dari kelompok lain aja karena itu bukan kelompok saya,” ungkapnya.
Lebih jelas lagi diungkapkan Fachrul Razi bahwa di setiap agama ada perbedaan pendapat dan pandangan – pandangan yang berbeda. Hal itu menurutnya yang harus dimoderasikan bagaimana kita mulai supaya kita saling menghargai satu sama lain dan tidak merasa paling benar.
“Dalam Islam disebut Wasathiyah, Islam mengambil jalan tengah sehingga tidak terjadi ketersinggungan atau benturan,” terangnya.
Dengan begitu diharapkan kepada peserta yang hadir jangan bosan membangun toleransi dan kerukunan umat beragama, salah satunya dengan pendekatan agama.
Reporter : Dedy Mulyadi