MANADO, KILAS24.COM — Jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga sejumlah bumbu dapur di sentra pasar rakyat di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut) terus merangkak naik.
Tak terkecuali cabai rawit, komoditi penyumbang inflasi di Sulut tembus diangka Rp100 ribu/kg. Padahal pada awal hingga pertengahan Desember sempat bertahan di antara Rp25-Rp30 ribu/kg.
Beberapa pedagang mengaku, kenaikan harga bumbu dapur termasuk cabai rawit umum terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan.
Pedagang memprediksi, harga cabai rawit masih bisa terdongkrak antara 15 hingg 20 ribu/kg, sepekan sebelum Nataru dari harganya saat ini.
Baca Juga: Hasil Seleksi PPPK Guru Tahap 2 Bisa Dilihat di Link Ini
Ani Usman salah satu pedagang di Pasar 54 Amurang, Minsel mengaku pasokan cabai dari Gorontalo saat ini berkurang.
“Hal tersebut diakibatkan, tingginya curah hujan membuat cabai banyak membusuk bahkan gagal panen,” ujar Ani pada media ini, Sabtu, (18/12).
Meski harga cabai rawit naik, tak memengaruhi animo daya beli masyarakat. Berdasarkan pantauan, dalam sehari para pedagang bumbu dapur yang menjual cabai, rata-rata mengalami kenaikan penjualan lima hingga 10 kg per hari.
“Di Sulawesi Utara ini tidak afdol rasanya jika di meja makan tanpa rica (cabai bahasa lokal rica). Naik turunnya harga rica, tetap kami beli, karena sudah seperti bahan pokok wajib terhidang setiap hari,” ujar Nadia Sumendap, warga setempat.
Simak Juga: Kapan Terakhir BSU 2021 Cair, Ini Kata Kemnaker
Sementara itu, Robby Sangkoy pakar ekonomi menilai naiknya harga sejumlah bumbu dapur dan bahan pokok lainnya jelang Nataru maupun hari besar keagamaan lainnya tidaklah semata-mata karena hukum pasar.
Robby mengaku, pemerintah seharusnya memberikan solusi dan penyuluhan pada masyarakat, tentang bagaimana menjadi petani kreatif dan profesional.
“Selain itu, kita ketahui bersama pupuk dan benih cabai masih menjadi permasalahan saat ini,” kata Robby.
Padahal lanjut Robby, cabai adalah tanaman rumahan. Di mana jika semua masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah menanam beberapa pohon cabai, pastilah inflasi cabai bisa ditekan.
“Bila setiap keluarga menanam cabai di halaman rumahnya. Sebesar apa pun konsumsi cabainya, pasti mereka berpikir masih banyak cadangan di rumah. Beda kalau memang hanya mengandalkan pasar dari produksi petani,” saran Robby.
Adapun selain harga cabai yang mengalami kenaikan, minyak goreng takaran botol mineral besar dari Rp25 ribu, kini dibandrol Rp29 ribu per botol, daun bawang dari Rp5 ribu per ikat menjadi Rp8 ribu.
Tomat, bawang merah, putih, dan beberapa bumbu dapur harganya masih terus mengalami peningkatan harga jelang Nataru. (Dylan Osi).
Simak Laporan Lengkapnya di sini: