JAKARTA, KILAS24.COM — Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta akan segera mambangun Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung.
Rumah susun sewa (rusunawa) Cakung ini diprioritaskan bagi warga eks Kampung Bukit Duri yang terkena dampak normalisasi kali Ciliwung tahun 2018.
Rencananya, rusunawa atau Kampung Susun Cakung terdiri dari 2 blok bangunan dengan 5 lantai dan 79 unit hunian.
Tipe hunian yang tersedia adalah mezanin seluas 36 meter persegi, masing-masing unit terdapat 2 kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga dan ruang belajar, dapur dan ruang tumbuh atau ruang UMKM.
Melalui Instagram resminya, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mengatakan semoga Pembangunan Kampung Susun ini dapat berjalan dengan baik dan menjadi solusi bagi warga Eks Kampung Bukit Duri dalam memperoleh tempat tinggal yang layak huni, nyaman, dan terjangkau.
“Warga eks Kampung Bukit Duri sedikit bernafas lega, karena Pemprov DKI Jakarta akan mulai melaksanakan Pembangunan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung,” tulisnya, Rabu (7/10/2021).
Baca Juga: Sejumlah Rusunawa DKI Jakarta Hampir Rampung, Ini Cara Mendaftar Jadi Penghuni Rusunawa
Sebelumnya Sarjoko, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, mengatakan bahwa kampung susun adalah desain hasil perencanaan bersama dengan konsep hunia yang memiliki ciri khas kampung dan diusahakan untuk selaras dengan kehidupan sosial dan lingkungan sekitar.
Dia menyebutkan sebenarnya konsep dari kampung susun adalah rumah susun, tetapi Anies Baswedan lebih menyukai sebutan kampung susun. Konsep ini sesuai dengan Peraturan gubernur DKI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pembangunan Rumah Susun Sederhana.
Baca Juga: 7 Langkah Mudah Mendaftar Rusunawa DKI Jakarta
Untuk mengingatkan, pada 2018 lalu telah dilakukan normalisasi Sungai Ciliwung yang dilebarkan dari semula sekitar 25 meter menjadi 40-50 meter. Diharapkan dengan pelebaran ini debit air akan lebih banyak lagi, yang semula hanya sekitar 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik.
Proyek normalisasi Ciliwung ini dibagi dalam empat paket. Total panjangnya sekitar 19 kilometer, membentang dari pintu air Manggarai hingga jembatan Jalan TB Simatupang. Total nilai anggarannya sebesar Rp 1,18 triliun.