JAKARTA, KILAS24.COM – Meringankan dampak negatif perekonomian masyarakat akibat COVID-19, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama PT. Fajar Surya Wisesa Tbk memberikan bantuan sembako untuk masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
“Mereka adalah yang selama ini memanfaatkan potensi dan sumberdaya hutan sebagai mata pencaharian di sekitar taman nasional,” ujar Kepala Balai Besar TNGGP, Wahju Rudianto, pada keterangan tertulisnya (22/5), yang diterima KILAS24.COM melalui Kehumasan KLHK, di Jakarta.
Diterangkan Wahju, Balai Besar TNGGP menyalurkan bantuan sembako untuk kurang lebih 1.000 Kepala Keluarga di sekitar kawasan TNGGP. Petugas Balai Besar TNGGP di tiga bidang wilayah (Cianjur, Sukabumi, dan Bogor) mendistribusikan bantuan dengan sistem anjangsana door to door untuk menghindari terjadinya keramaian.
Dijelaskan Kepala Balai, TNGGP mendukung program pemerintah untuk mendistribusikan bantuan kepada masyarakat. Dalam hal ini, yang menjadi prioritas adalah masyarakat di sekitar kawasan TNGGP yang layak untuk menerima bantuan.
“Sebanyak 17 Resort Pengelolaan TNGHS, pada tanggal 18 hingga 20 Mei 2020, mendistribusikan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar kawasan TNGHS di wilayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Provinsi Jawa Barat,” tandasnya.
Lebih lanjut ditandaskan Wahju terhadap sasaran bantuan sembako adalah masyarakat pemungut HHBK, pelaku jasa wisata, masyarakat mitra polhut, masyarakat peduli api, kader konservasi, tenaga kerja sukarela dan masyarakat ekonomi rendah seperti panti jompo di sekitar TNGHS. Total masyarakat yang mendapat bantuan mencapai kurang lebih 750 Kepala keluarga.
Lanjut Ahmad Munawir, Kepala Balai TNGHS, dalam keterangannya yang dirilis 21 Mei 2020 belum lama ini, menerangkan bahwa masyarakat di sekitar kawasan TNGHS selama ini memanfaatkan hasil sumber daya hutan dengan memungut hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti getah damar, getah pinus, sayuran pokpohan.
“Mereka sebagian besar mengalami dampak penurunan penghasilan akibat Pandemi COVID-19,” ujarnya.
Sementara dijelaskan Munawir, dampak COVID-19 diantaranya adalah bagi yang bekerja di bidang wisata seperti penyedia jasa, dan pemilik warung. Masyarakat mengalami penurunan penghasilan yang sangat drastis karena kegiatan wisata di kawasan konservasi TNGHS dilakukan penutupan.
KLHK berharap masyarakat senantiasa terus menjaga kelestarian hutan guna keberlanjutan kehidupan yang lebih baik dan lingkungan yang sehat.
Reporter : Dedy Mulyadi