JAKARTA, KILAS24.COM – MU alami nasib naas saat menjamu Atletico di Old Trafford pada lanjutan Babak 16 Besar Liga Champions Leg 2 (16/03/2022). Ronaldo, dkk tersingkir dengan agregat 1-2.
Dengan hasil ini, Atletico berhak maju ke Babak Perempat Final Liga Champions 2021/2022. Sedangkan, MU harus pamit dari kompetisi tersebut.
BACA JUGA: Benarkah Ronaldo Adalah Top Skor Sepanjang Masa?
Pada leg 1 yang digelar di Wanda Metropolitano (24/02/2022), Atletico yang bertindak sebagai tuan rumah mendulang hasil imbang melawan MU. Joao Felix (7’) menyumbang gol bagi Atletico dan A. Elanga (80’) bagi kubu Setan Merah.
Pada leg 2 dini hari tadi, pasukan Setan Merah menyerah dari Los Rojiblancos dengan skor tipis 0-1. Gol Atletico dicetak oleh R. Lodi dimenit ke-41’.
MU sempat mencatatkan 60 persen penguasaan bola dan melepaskan 16 tembakan. Meski demikian, Ronaldo, dkk tidak sanggup sekalipun menjebol jaring Atletico yang dikawal mati-matian oleh Jan Oblak.
Proses Laga
Pertandingan MU vs Atletico berjalan sengit dan terbuka ketika kick off. Pasukan Ralf Rangnick dan Diego simeone kelihatannya sama-sama ingin mencuri gol cepat.
Anthony Elanga sempat mendapat peluang saat laga baru berjalan 3 menit. Namun, ia dianggap melanggar Jan Oblak. Kesempatan keduanya hadir pada menit ke-13’ dan masih berhasil digagalkan Oblak.
BACA JUGA: Kapan KAJ, KLJ dan KPDJ Maret 2022 Cair? Ini Jawaban Dinas Sosial
De Gea harus berjuang keras di menit ke-16 untuk memblok tembakan jarak jauh dari Rodrigo De Paul.
Di menit ke-33’ Joao Felix sempat membobol gawang MU, namun posisi Llorente yang mengkreasi umpan lebih dulu offside.
Tujuh menit berselang, Antoine Griezmann berhasil masuk ke dalam kotak penalti MU. Tanpa pengawalan ketat, ia dengan bebas mengirim umpan terukur ke sisi kanan pertahanan MU.
BACA JUGA: Keren, 14 UMKM dari NTT Dipastikan Mengikuti Pameran MotoGP Mandalika 2022
Di sana, R. Lodi sudah menanti. Diogo Dalot telat mengantisipasinya. Lodi menanduk bola. De Gea hanya tercengang menyadari bola sudah menggoyang jaringnya.
Kedudukan berubah horor bagi kubu MU, 0-1.
BACA JUGA: 1.187 Sertifikat Tanah Diterbitkan untuk Warga DKI di Kecamatan Ini
Di akhir babak pertama, Bruno Fernandes mencoba peruntungannya. Sebuah shoot yang dihasilkan kaki kanannya rupanya masih melebar.
Tertinggal 0-1, MU mengambil inisiatif lebih untuk menyerang. Fred dan Jadon Sancho bergantian mengancam gawang Los Rojibalancos di menit ke-54’ dan 59’, namun masih nihil.
MU mengubah susunan pemain. Paul Pogba, Marcus Rashford dan Nemanja Matic dimasukkan sekaligus pada babak kedua. Scott McTominay, Fernandes serta Elanga Out.
BACA JUGA: Kuota 300 Ribu Orang, Gelombang 24 Kartu Prakerja Dibuka 17 Maret 2022
Atletico tidak tinggal diam. Griezmann dan J. Felix sempat kembali menebar ancaman di menit ke-69’ dan 70’ meski bola masih jauh dari sasaran.
Cavani turut dimasukkan menggantikan Fred di menit ke-75’. Daya gedor MU otomatis meningkat dan memaksa Atletico untuk lebih bertahan.
Baca juga: Sudah Terima Bansos Kemensos? 17,52 Juta KPM Sudah Terima Bansos BPNT
Oblak kembali berjibaku di menit ke-77’ untuk menahan gempuran MU melalui sundulan Varane.
Sampai wasit meniup peluit panjang kedudukan tidak berubah.
Penyebab MU Kalah
Setelah MU dipastikan gugur pada fase 16 Besar Liga Champions dari Atletico, Paul Scholes memberikan komentarnya.
Paul Scholes menilai bahwa Ralf Rangnick sangat tidak sesuai dengan kebutuhan Klub Manchester United.
BACA JUGA: Cek Pencairan Bansos “Door To Door” Menteri PMK Terkejut Temukan Ini
Legenda MU ini mengungkapkan bahwa ia sempat kesal dengan penunjukkan Ralf Rangnick sebagai Manajer Setan Merah.
“Bagaimana Rangnick dipilih menjadi manajer klub ini? Saya tidak tahu,” ungkap Scholes kepada BT Sport, melalui Goal.
“Mendapatkan pelatih yang tepat untuk tim ini adalah hal yang sangat penting. Ada beberapa bakat luar biasa dalam skuad ini,”
BACA JUGA: Ini Bocoran Penerapan Kelas Standar BPJS Kesehatan dan Info Tarif Terbarunya
“Hal pertama yang perlu dilakukan klub ini untuk mendekati puncak liga lagi adalah mendapatkan pelatih yang tepat, yang mau bekerja keras untuk tim ini.”
“Anda membutuhkan seorang manajer yang memberikan ketakutan kepada para pemain, Sir Alex Ferguson memiliki itu, apakah ada manajer lain yang punya kemampuan itu setelah dia? Saya rasa tidak. Itu adalah bakat khusus yang dimiliki seorang pelatih,” lanjutnya.