JAKARTA, KILAS24.COM – Kedutaan Besar (Kedubes) India tidak menghadiri acara dialog yang diadakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ormas Islam terkait situasi di India pada Kamis (12/3). Ketidakhadiran pihak Kedubes membuat MUI Kecewa, lantaran jadwal ditentukan sendiri Kedubes India.
Dalam dialog tersebut ormas Islam dan MUI mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan para ekstrimis Hindu pendukung Perdana Menteri India Narendra Modi (RSS/Partai Bharatiya Janata) terhadap kaum muslim India.
Dialog yang dihadiri pimpinan ormas Islam tingkat pusat bersama Dewan Pimpinan Pusat MUI, membahas tragedi kemanusiaan di India.
“Mendesak dengan segera kepada Pemerintah India untuk menegakkan keadilan bagi umat Islam India dan mencabut UU kewarganegaraan yang bersifat diskriminatif terhadap umat Islam India (CAA), karena itu dinilai sebagai pemicu utama terjadinya tindak kekerasan,” ujar waket Umum MUI, KH. Muhyiddin Junaidi.
Mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengirimkan Tim Pencari Fakta (Fact Team Finding Mission) ke India untuk melakukan langkah-langkah tegas sesuai hukum dan Konvensi Internasional.
Selain itu, Nazamuddin mendesak Pemerintah India menghormati Sebelas Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang nasib warga Jammu Kashmir untuk menentukan nasib mereka melalui hak plebisit dan menghentikan blokade atas Jammu Kashmir;
“Mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban kepada Pemerintah India, sebagai wujud implementasi Piagam Hak Asasi Manusia,” imbuhnya.
Dikatakan jika hal ini terus berlangsung, umat Islam di Indonesia mengancam memboikot seluruh produk-produk dari India dan meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Pemerintah India.
“Meminta kepada umat Islam Indonesia agar mewujudkan ukhuwah Islamiyah terhadap kaum Muslim India dengan memberikan bantuan moral dan material,” jelasnya.
Reporter : Dedy Mulyadi