KILAS24.COM- Hidup adalah proses belajar dan terus berusaha. Begitulah halnya yang dilakukan Nuni Yulianti. Sobat sekalian mungkin tidak familiar dengan nama insan PNM, begitu karyawan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) biasa disebut, yang satu ini.
Generasi milenial bisa memetik pelajaran dari perjuangan seorang Nuni Yulianti. Perempuan muda ini bergabung dengan PNM, badan usaha milik negara (BUMN) yang mengurusi pembiayaan ultra mikro dan mikro, sejak tahun 2017.
Dengan masa kerja baru 6 tahun di PNM, Nuni Yulianti mengaku sudah mampu membangun rumah sendiri. Tentu sangat menarik kisah hidup perempuan tangguh ini.
Tentu bukan pekerjaan mudah bagi Nuni Yulianti untuk sampai pada pencapaiannya seperti sekarang. Apalagi, dia tinggal dan hidup bersama dengan ibunda yang single parent.
Belum lagi, dengan usia yang relatif masih belia seperti generasi milenial lainnya, Nuni Yulianti hidup di dunia yang amat dipengaruhi budaya konsumtif. Namanya juga anak muda, kebutuhannya kan banyak ya?
Eh, bener tuh kebutuhan generasi milenial banyak? Nah ini yang mungkin membedakan Nuni Yulianti dengan anak muda seumurannya. Bagi insan PNM ini, kebutuhan tidak sama dan sebangun dengan keinginan.
Kalau kalian lagi senggang, dengerin deh lirik om Iwan Fals yang berjudul Seperti Matahari. Di situ ada penggalan syair yang bertutur begini….
Baca Juga: Siswa SMA di Kepulauan Seribu Terima Beasiswa Perguruan Tinggi
“Keinginan adalah sumber penderitaan…! Tempatnya di dalam pikiran. Tujuan bukan utama…. Yang utama adalah prosesnya.”
Nuni Yulianti merasa kurang pas dengan prinsip yang berkembang di kalangan generasi milenial bahwa hidup hanya sekali dan harus dinikmati. Prinsip itu dalam pandangan karyawan PNM ini lebih kental dengan urusan keinginan yang kadang tidak jelas batasnya.
Akibatnya, generasi milenial punya persoalan besar dalam mengelola keuangan mereka. Habis yang dipengenin-nya banyak sih. Tidak jarang, gaji mereka lebih banyak mengucur untuk memenuhi keinginan yang lebih berurusan ke gaya hidup.
Bagi Nuni Yulianti, harus tegas pembedaan antara mana yang jadi kebutuhan—jadi memang harus dipenuhi—dan keinginan yang terkadang sebetulnya tidak dibutuhkan.
Dengan prinsip itu, dalam bahasa kerennya, Nuni Yulianti pun akhirnya menjadi lebih bijak dalam urusan memanfaatkan uang yang dia dapat dari jerih payah menjadi insan PNM.
“Saat teman-teman saya nyicil untuk beli HP terbaru, saya sama sekali tidak tertarik karena saya punya target hidup mandiri dan tidak mau punya utang konsumtif,” papar perempuan ini.
Sisihkan 80 Persen dari Penghasilan untuk Ditabung
Bahkan, pendekatan yang dilakukan Nuni Yulianti boleh dibilang cukup ekstrem. Tidak tanggung-tanggung, dia menyisihkan sekitar 80 persen dari penghasilannya untuk ditabung.
“Setiap gajian saya sisihkan 80% dari penghasilan untuk tabungan rumah. Setelah 6 tahun akhirnya cukup untuk bisa mulai membangun,” paparnya sambil tersenyum semringah.
Arief Mulyadi, Dirut PT PNM, pun terkesima mendengarkan kisah perjuangan itu langsung dari Nuni Yulianti. Mereka terlibat perbincangan di Kantor Pusat PNM di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Bayangkan, 80 persen penghasilan ditabung!
Nuni Yulianti pun mengakui bahwa cara menabung yang dia lakukan memang terbilang ekstrem. Ternyata, ada faktor penguat yang membuat dia bisa menjalankan prinsipnya itu selama 6 tahun.
Sejak awal, Nuni Yulianti bertekad untuk dapat hidup mandiri dan tidak merepotkan ibunya. Terlebih, ibunda dari Nuni adalah single parent yang telah lama berjuang untuk membesarkan anak-anaknya.
“Dari awal mulai kerja, tujuan saya bukan untuk diri sendiri tapi untuk keluarga. Mau cepat hidup mandiri, juga tinggal di rumah sendiri. Karena punya target besar itu, akhirnya saya sanggup menjalani gaya hidup minimalis sejak 6 tahun lalu,” katanya.
Sebagai ‘orang tua’ dari insan PNM yang kebanyakan adalah generasi milenial, Arief Mulyadi menyebut perjuangan Nuni Yulianti bisa menjadi contoh bagi sekitar 69 ribu sejawat perempuan itu.
Niat mulia membantu ibundanya, menurut Arief Mulyadi, membentuk mental Nuni Yulianti untuk tidak gampang terpapar budaya konsumtif yang amat gencar mempengaruhi gaya hidup generasi milenial.
Dalam bahasa orang nomor satu di BUMN itu, niat mulia membantu orang tua membuat pintu rezeki bagi Nuni Yulianti terbuka lebar.
“Apa yang Nuni lakukan sesuai dengan tagline PNM yaitu tumbuh, peduli, menginspirasi. Apalagi diniatkan untuk keluarga. Saya yakin jika 69.000 Insan PNM melakukan hal yang sama, ekonomi keluarga pasti bisa semakin berdaya,” ungkap Arief Mulyadi.
Nah, gimana teman-teman. Jadi gak bener tuh omongan di luar sana yang bilang bahwa generasi milenial bisa membangun rumah atau bahkan memiliki rumah sendiri.=