JAKARTA, KILAS24.COM – PBNU ingatkan bahwa status kafir sama sekali tidak relevan dalam konteks negara bangsa modern. Pesan tersebut disampaikan melalui Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (31/3/2022).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya kembali ingatkan bahwa status kafir atau non muslim tidak relevan dalam konteks negara bangsa modern.
BACA JUGA: Menag: Awal Ramadan Jatuh Pada 3 April 2022
Hal tersebut dijelaskan Gus Yahya dalam webinar Komisi HLNKI- MUI bertema ‘Turn Back Islamophobia’. Beliau menyimpulkan bahwa kaum kafir atau non-muslim tidak relevan dalam konteks negara bangsa modern.
“Kami pada waktu itu membuat kesimpulan bahwa kategori non muslim atau kafir sesungguhnya tidak relevan di dalam konteks negara bangsa modern,” kata Gus Yahya, dikutip dari Official TVMUI, Kamis, 31 Maret 2022.
Strategi Mindset
Gus Yahya juga menjelaskan perlu adanya upaya dan strategi untuk mentransformasikan mindset dari dalam kalangan umat sendiri.
Hal tersebut, menurutnya karena masih ada kecenderungan memelihara permusuhan dan rasa benci satu sama lain.
BACA JUGA: Download MP3 Tiktok Viral Sahur
“Karena umat ini masih punya mindset yang cenderung memelihara kemusuhan dan kebencian satu sama lain,” jelasnya.
“Hal tersebut adalah PR bagi semua agama, bukan hanya bagi umat Islam saja,” tegasnya.
Wawasan Moderat
Selain itu, Gus Yahya juga menegaskan suatu kesadaran bersama akan terciptanya tatanan perdamaian. Untuk itu, hal tersebut mesti dilandasi oleh wawasan yang moderat.
“Demi membangun suatu kesadaran untuk tata dunia yang damai maka diperlukan kebutuhan untuk mengembangkan wawasan keagamaan yang moderat,” tambahnya.
BACA JUGA: PSSI Hadiri Kongres FIFA, Begini Tanggapan FIFA
“Dalam arti yang tidak mengedepankan permusuhan dan konflik melawan agama lain,” lanjut Gus Yahya.
Lebih lanjut, ia menyebut toleransi adalah cermin dari tata dunia yang stabil dan aman. Hidup berdampingan secara toleransi akan berdampak baik pada tatanan negara Indonesia yang memiliki keberagaman kelompok.
“Tata dunia yang stabil dan aman tidak mungkin terwujud tanpa adanya toleransi di antara kelompok yang berbeda,”
BACA JUGA: Selain BLT Minyak Goreng, Ini 2 Bansos yang Cair April 2022
“Kuncinya hidup berdampingan secara damai di antara kelompok-kelompok yang berbeda,” imbuhnya.
Demikian PBNU ingatkan soal status kafir sebagaimana yang diutarakan oleh Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.