
MALANG, KILAS24.COM – Proyek pengerjaan jaringan pipa transmisi berdiamater 500 mm milik Perumda Tugu Tirta Kota Malang, di wilayah Tumpang, Kabupaten Malang, mendapat sorotan di jejaring sosial.
Salah satu pemilik akun Facebook, Secangkir Kopi, menulis ada dugaan kesalahan memprediksi spek pada tekanan pipa sehingga bocor dan menyebabkan 26 warga Kota Malang kesulitan air bersih.
Lebih lanjut dikatakan, pihak Satuan kerja Non Vertikal (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) PT. Wijaya Karya (Persero),
menandatangani kontrak kerja dengan Dirjen SDA, Kementerian Pekerjaan Umum. Penandatanganan melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk pelaksanaan pembangunan jaringan Pipa Air Baku Sumber Pitu yang terletak di Kabupaten Malang, Jumat 21 Desember 2012.
Dalam kontrak kerja tersebut dicantumkan nilai proyek sebesar Rp.96 miliar, yang dibiayai melalui APBN 2013
Proyek muktiyears ini selesai dikerjakan pada 2015. Ada pun harapan warga, debit air dengan tekanan 250 liter perdetik, bisa dinikmati warga di Kabupaten Malang.
Akan tetapi, faktanya dalam pengerjaan jaringan perpipaan tersebut, diduga ada pengurangan spesifikasi. Dimana, jaringan pipa dari atas ke bawah berdiameter 500 mm dengan Pressure Nominal (PN) 12. Seharusnya 16 PN.
Sedangkan jaringan pipa yg di bawah diameter 500 mm, menggunakan pipa PN 10. Secara logika pasti tekanan akan lebih besar dan kuat jika pipa diatas PN 12 dengan pipa dibawah PN 10.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi B, DPRD Kota Malang fraksi PAN, Lohk Mahfud mengatakan, dugaan penyimpanan spesifikasi ini merupakan kesalahan teknis yang perlu dibenahi.
“Memang kekeliruan memasang atau kesalahan teknis perlu dibenahi. Rencana PDAM Kota Malang sekarang Perumda Tugu Tirta akan di ganti dalam proses dua bulan selesai,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Mahfud, pihaknya sedang mencermati semuanya, termasuk pelayanan dan management dan sebagainya agar tidak terjadi lagi krisis air bersih di Kota Malang.
“Kami sedang fokus melakukan langkah-langkah agar air bisa mengalir kembali. Saat ini ada 3.200 pelanggan/Sambungan Rumah (SR) yang belum mendapat air bersih,” tukas politikus dari Partai Amanah Nasional (PAN) dapil Kedungkandang. (Toski Dermaleksana)