Yosef Naiobe
Bulan purnama
Andaikan aku bisa memetikmu
Aku ingin memastikan apakah ada purnama bersamamu kini?
Duh hai purnama
Pembawa setangkai bunga
Di kala rindu semalaman meredup
Tak lagi menggapai bintang
Sedangkan langit pun mengendap
Meradang di antara ilalang
Purnama yang selalu hadir di setiap penanggalan tua
Melewati hari-hari
tanpa asa
di malam pekat tanpa senyum, sebab purnama tak lagi penuh melingkari jagat.
******
Kisahmu di Kala Senja
Kamu selalu bercerita tentang masa lalu, dengan semangat membara.
Katamu itulah penggalan kisah nyata yang tertinggal.
Kenangan yang mencampur adukkan pahit manisnya hidupmu
Lalu kamu juga bilang
Itu masa yang kelam
Nostalgia yang mengharu biru.
Namun, kenapa kamu terbakar api cemburu pada masa itu?
Asmara yang menyelinap di rongga dada, tak selamanya menghadirkan kenangan indah bak pengantin di malam pertama.
Atau, menikmati senja yang terhempas di ujung cakrawala dengan garis horizontal tak berujung.
****
Senayan
dibawah rindang
Jumat, 4 Oktober 2019.
Penulis : jurnalis pengagum senja