KUPANG, KILAS24.COM- Prajurit TNI Batalyon 743/PSY, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, memiliki lahan seluas 52 hektare di Naibonat. Lahan seluas ini baru dimanfaatkan sekitar 26 hektare, sementara sisanya masih kosong.
Hal ini diungkapkan KPD Komandan Batalyon 743/PSY, Letkol. inf. Wiji Untoro saat melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, di ruang kerjanya, Kamis (11/6).
Dijelaskan, lahan yang ada sebagian telah dimanfaatkan dengan menanam padi dan bawang.
“Ke depan kami juga akan melibatkan masyarakat disekitar lokasi, sehingga ekonomi mereka dapat meningkat,” ujarnya.
Dalam siara pers yang diterima media ini, Gubernur Laiskodat mengajak seluruh personil TNI Batalyon 743/PSY menjadi penggerak, bukan saja dalam sektor pertahanan dan keamanan, namun juga ikut memajukan serta meningkatkan ekonomi rakyat.
“Prinsip TNI manunggal bersama rakyat harus tetap dijaga, bukan dari sisi keamanan saja, tapi juga dari aspek kesejahteraan ekonomi rakyat,” ungkap Gubernur yang akrab di sapa VBL.
Mantan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem ini mengharapkan TNI berkolaborasi dengan Dinas – dinas kemakmuran seperti Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan.
“Kalau TNI memiliki lahan kosong misalnya, maka pemerintah akan masuk dengan pelatihan – pelatihan, bantuan bibit, alat pertanian, maupun tenaga pendamping,” beber VBL.
Gubernur minta para personil TNI yang sudah paham pertanian bisa memberikan edukasi kepada masyarakat. Terutama pemanfaatan lahan kosong milik TNI, agar bisa dimanfaatkan bagi perekonomian masyarakat.
Politisi NasDem sedikit mengutip slogan, jika anggota TNI melapor ke atasan, keamanan di wilayahnya terjaga dengan baik, hal itu biasa. Ia beralasan merupakan tugas dan tanggung jawabnya.
“Tapi kalau ada yang datang dan melaporkan bahwa keamanan di wilayahnya terjaga dengan baik dan ekonomi rakyat juga naik, itu baru hebat dan luar biasa”, tutur Gubernur.
Gubernur VBL ingin melibatkan TNI dalam program tanam jagung panen sapi (TJPS). Program tersebut akan dilakukan pada lahan seluas 10 ribu hektar dan yang tersebar di 17 Kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur.
“Kita akan desain secara baik, sehingga semua kelompok dapat merasakan manfaat dari program ini,” kata Viktor.
Yuven Fernandez