KILAS24.COM — Pembangunan Jakarta International Stadium atau JIS menelan biaya Rp4,5 triliun. Lantas Berapa biaya renovasinya?
Seperti diketahui, biaya pembangunan JIS menggunakan anggaran Rp3,6 triliun dari pemerintah pusat dan Rp900 miliar dari Pemprov DKI Jakarta.
JIS yang dibangun pada era Anies Baswedan rencananya menjadi salah satu stadion yang direnovasi untuk ajang Piala Dunia U-17.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan banyak informasi yang tidak tepat bahkan menjurus ke hoaks terkait rencana pemerintah memperbaiki JIS.
Salah satu yang santer berseliweran di media sosial ialah biaya renovasi JIS yang begitu besar.
“Saya sangat terganggu ketika Stadion JIS yang dibangun dengan angka Rp4,5 triliun-Rp5 triliun itu mau direnovasi senilai Rp 5 triliun. Ini pembohongan publik yang luar biasa,” ujar Erick dilansir laman resmi PSSI, Minggu (9/7/2023).
Baca Juga: 10 Stadion Terbesar di Indonesia, JIS Teratas, GBK Nomor 2, Manahan Solo Tidak Termasuk
Baca Juga: Tenaga Non-ASN atau Honorer Dihapus per 28 November 2023, Pemerintah Siapkan 3 Alternatif Ini
Erick mengatakan JIS hanya satu dari 22 stadion yang akan direnovasi. Hal ini bentuk komitmen transformasi sepakbola yang diajukan pemerintah dan PSSI kepada FIFA.
Erick menuturkan renovasi 22 stadion itu pun hanya menelan biaya sebesar Rp1,9 triliun.
“Saya harap perdebatan yang tidak bermanfaat ini disudahi dan kita ingin perbaiki sepakbola tidak dalam konteks politik. Ini benar-benar niat baik, sama-sama ingin perbaiki,” ucap Erick.
Erick menilai isu tersebut sangat kontradiktif dengan upaya pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan PSSI yang berupaya keras menyiapkan infrastruktur stadion yang dapat memenuhi standar FIFA.
“Kita jangan terjebak pada hal-hal yang terus menerus seperti ini. Pak Anies (Baswedan) sendiri sudah bicara, stadion JIS milik Indonesia, milik bangsa kita, dan terbuka untuk diperbaiki,” lanjut Erick.
Baca Juga: Lolos Seleksi PPDB Jakarta 2023 Tahap 2, Segera Lakukan Ini
Erick mengatakan Piala Dunia U-17 menjadi momentum besar yang harus disiapkan sebaik mungkin. Erick tak ingin kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 terulang kembali dan mencoreng nama Indonesia di pentas sepak bola dunia.
“Ada yang bilang U-17, U-20, dan Piala Dunia itu berbeda, ya tetap saja kejuaraan dunia, memang kita mau gagal lagi, masak sudah diberi kesempatan digagalkan oleh diri sendiri. Ayo sama-sama kita berkomitmen menyukseskan Piala Dunia U-17 dan menunjukkan ke dunia, kita bisa, jangan gagal terus,” katanya.