JAKARTA, KILAS24.COM — Kemendikbud menyebutkan sebanyak 2.368.718 siswa semua jenjang atau SD, SMP, SMA yang belum melakukan aktivasi rekening SimPel PIP.
Kemendikbud memperpanjang batas akhir aktivasi rekening PIP 2022 hingga 31 Januari 2023. Sebelumnya, batas waktu aktivasi rekening SimPel Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2022 berakhir pada 31 Desember 2022.
Perpanjangan batas aktivasi rekening PIP itu diumumkan melalui surat pemberitahuan yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan ditujukan pada seluruh kepala dinas pendidikan propinsi dan kabupaten.
Surat pemberitahuan tersebut ditandatangani Sekjen Kemendikbudristek, Suharti pada 21 Desember 2022. Dalam surat itu disebutkan, bahwa penyaluran dana bantuan PIP telah dilakukan kepada 17.938.262 peserta didik penerima PIP yang tercantum pada SK Pemberian PIP Tahun 2022.
Baca Juga: Asyik 3 Bansos dan BLT Rp1,2 Juta Masih Cair di Daerah Ini, Kapan di Tempat Anda?
Namun, sampai tanggal 15 Desember 2022, berdasarkan laporan bank penyalur, yakni BNI, BRI dan Bank Syariah Indonesia, masih terdapat 2.368.718 siswa di semua jenjang Pendidikan yang belum melakukan aktivasi rekening.
Rinciannya, sebanyak 1.484.197 peserta didik SD, 312.810 peserta didik SMP, 242.540 peserta didik SMA, dan 329.171 peserta didik SMK.
Karena itu, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) memberi kesempatan kepada sekolah, siswa dan orang tua untuk melakukan aktivasi rekening hingga 31 Januari 2023.
“Apabila sampai dengan batas waktu tersebut rekening belum diaktivasi maka terhadap dana PIP tersebut akan dilakukan proses pengembalian dana ke Kas Umum Negara sesuai ketentuan yang berlaku,” demikian bunyi surat pemberitahuan tersebut.
Puslapdik telah melakukan supervisi penyaluran PIP sejak November 2022 ke lebih dari 90 kabupaten dan kota yang teridentifikasi masih rendah dalam aktivasi rekening SimPel.
Dalam supervisi tersebut, ditemukan berbagai temuan berupa kendala dalam aktivasi rekening yang umumnya terkait kondisi geografis dan akses transportasi dari sekolah atau rumah tinggal siswa ke bank penyalur terdekat.
Dalam supervisi yang juga dihadiri bank penyalur setempat, didiskusikan solusi terbaik untuk mengatasi berbagai kendala tersebut.