Hendrika LW
Seandainya bisa kembali
Aku ingin memunguti
kepingan sisa waktu
yang membuat aku
terbelenggu dalam pusaran nostalgia.
Seandainya aku bisa bercerita
kepada tuan dan puan
Aku hanya ingin mengatakan
Kepingan waktu itu membius masa depanku.
Serpihan waktu yang menawarkan keindahan semu dan menjadikan diriku terpesona.
Tuan dan puan,
Waktu hanyalah deretan
Detik ke menit,
Berotasi di antara hari,
bulan dan tahun
Hanya secuil itu barisannya
Namun ia terus berinteraksi
Dalam poros yang sama
sepanjang musim
Abadi bersama semesta
Seandainya aku bisa merajut lagi aku ingin bertanya pada senja. Sampai kapan aku terbelenggu dalam kepungan waktu?
Kala fajar bertengger di antara awan gemunung.
Menjadikan cakrawala tersenyum, dibalut kabut keceriaan
ketika senja menjelang
Kala semesta berpesta
Suka cita menyelimuti jagat
Lempuyang menghadirkan fantasi
Semua berganti sunyi.
Tatkala senja terkulai dalam pelukan malam nan pekat.
Keceriaan semesta meredup
Sayu dalam semilir angin.
Ternyata semuanya sia- sia.
Waktu hanya sepenggal kisah sang kekasih yang mengukir keabadian bernama cinta!
Suatu waktu….
Penulis; pemilik nama pena, Seniman tinta.
Catatan : puisi ini disertakan dalam lomba puisi tingkat nasional.