JAKARTA, Kilas24.com — Berinvestasi pada aset kripto kian menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa investasi selalu seperti dua sisi mata uang; ada untung, ada rugi, termasuk investasi aset kripto.
Seperti investasi pada umumnya, untuk berinvestasi aset kripto butuh kecermatan dan kebijaksanaan. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti) memberikan 6 pedoman investasi kripto yang cerdas.
Pertama, sebelum memutuskan untuk investasi aset kripto, pastikan Anda paham dengan benar jenis aset kripto dimaksud serta memahami mekanisme perdagangan dan penyelesaiannya.
Kedua, sebelum investasi aset kripto pastikan Anda menjadi pelanggan aset kripto pada calon pedagang aset kripto yang memiliki tanda pendaftaran dari Bappebti.
Baca Juga: Belanja Pakai Bitcoin? Simak 7 Perusahaan yang Menerima BTC
Ketiga, pastikan Anda menginvestasikan dana anda untuk jenis aset kripto yang telah ditetapkan oleh Bappebti dalam daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan. Dengan kata lain investasi aset kripto pada lembaga yang resmi.
Keempat, pastikan dana yang digunakan untuk transaksi dan investasi aset kripto adalah dana lebih dan bukan dana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kelima, pelajari resiko yang mungkin timbul dan perkembangan harga aset kripto
yang terjadi, karena harganya fluktuatif dan beresiko. Investasi aset kripto harus terbiasa dengan fluktuasi harga.
Keenam, pantang percaya dengan janji-janji investasi aset kripto dengan keuntungan tetap atau tinggi yang ditawarkan oleh pihak tertentu. Ada fix untung 3 persen, 5 persen, itu jangan percaya.
Baca Juga: Belanja Pakai Aset Kripto, Ini Kata Bank Indonesia
Sebelumnya, Ketua Tim Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing menambahkan edukasi investasi aset kripto harus terus dilakukan. Satgas Waspada Investasi sejauh ini telah memblokir sedikitnya 62 entitas aset kripto ilegal, suatu jumlah yang cukup banyak.
Dia menegaskan masyarakat harus memahami bahwa tidak ada janji keuntungan tetap. Aset kripto memiliki fluktuasi yang tinggi sehingga masyarakat harus memahami bahwa suatu saat rugi, suatu saat untung dan tidak ada skema berjenjang.
“Modusnya beragam, yang paling utama menjanjikan pendapatan tetap, fix income. Mereka juga melakukan yang mirip skema multi level marketing, makin banyak direkrut makin banyak bonus,” katanya.