MALANG, KILAS24.COM – Kasus bullying yang menimpa salah seorang siswa di Malang, Jawa Timur, mendapat perhatian anggota DPRD Jawa Timur, Dr Sri Untari.
Sri Untari yang juga merupakan bakal calon bupati (bacabup) Malang ini berharap kasus ini yang terakhir dan jangan terjadi lagi.
Doktor bidang ekonomi koperasi ini menegaskan kejadian tersebut menandakan pengawasan dari pihak sekolah sangat lemah.
“Kalau ada sistem pengawasan yang baik, tidak akan terjadi,” kata Sri Untari, Kamis (6/3).
Karena itu, dia berharap kasus ini menjadi kasus terakhir dan tidak boleh terulang. Apalagi kejadian ini menimpa lembaga pendidikan di Kota Malang, sebagai kota yang sudah mendeklarasikan diri sebagai Kota Pendidkan.
“Amat tidak elok, kasus ini menimpa lembaga pendidikan milik pemerintah. Ini pasti ada yang salah. Makanya harus disikapi serius oleh pengambil kebijakan,”tutur Sri Untari.
Menurut Sri Untari, persoalan yang sangat mendasar pada kasus ini adalah, trauma psikologi bagi korban. Apalagi mereka sampai kehilngan dua ruas jari tengahahya, karena diamputasi.
“Trauma itu pasti, korban kehilangan anggota tubuhnya. Secara psikologis mereka pasti terganggu, ini menjadi pekerjaan semua pihak, untuk bersama-sama membantu pemulihan psikologisnya,”tukas Sri Untari.
Dikatakan memulihkan psikologis korban bullying, butuh waktu dan kesungguhan, mengingat korban juga harus melanjutkan pendidikanya.
Sri yang kini duduk di Komisi E DPRD Jawa Timur ini meminta pihak sekolah untuk lebih ketat melakukan pengawasan terhadap siswa dan siswinya. Kalau perlu disetiap sudut sekolah dipasang CCTV, untuk memantau kegitiatan siswa, agar tidak ada peluang bagi sisawa melakukan tindakan bulliying terhadap temannya.
“Siswa harus diberikan pemahaman bahwa candaan yang berlebihan bisa berakibat fatal,” pungkasnya.
Reporter : Yosef Naiobe