JAKARTA, KILAS24.COM — Program sembako murah atau dikenal juga dengan sembako KJP mendapatkan sambutan positif dari warga Ibu Kota. Sejauh ini, jadwal sembako murah KJP belum dirilis, tetapi Pemprov DKI menyiapkan langkah strategis guna menstabilkan harga pangan.
Terakhir program sembako murah KJP Plus dilakukan pada November 2021. Saat ini, para penerima KJP Plus dan penghuni rumah susun dapat membeli sembako murah dengan harga terjangkau termasuk menggunakan KJP Plus.
Program sembako murah atau sembako KJP Plus itu diperkirakan akan dilanjutkan pada tahun ini karena menjadi program rutin Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP).
Baca Juga: Kartu Prakerja: Alumni Curhat Harus Daftar Berkali-Kali Sampai Lolos Prakerja
Teranyar, Komisi B DPRD DKI Jakarta menggelar rapat kerja bersama Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya dan Perumda Pasar Jaya.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Azis menuturkan, rapat kerja tersebut antara lain membahas upaya untuk mendukung stabilitas harga sejumlah kebutuhan usai Natal dan Tahun Baru yang mengalami kenaikan seperti cabai, telur ayam dan minyak goreng sekaligus memastikan ketersediaan stok pangan di ibu kota terpenuhi.
Menurutnya, dibutuhkan langkah konkret seperti pengecekan langsung di lapangan untuk memutuskan langkah atau upaya yang perlu dilakukan agar bisa mengatasi kenaikan harga pangan.
“3 bulan lagi akan masuk Ramadan kemudian Lebaran, pasti harga pangan ini akan meningkat kembali. Jangan sampai ketidakstabilan harga ini dipermainkan oleh pemain besar. Ini yang harus kita jaga. Intinya kami mendukung stabilitas harga pangan,” katanya baru-baru ini.
Simak Juga: Tidak Lagi Terima Bansos PKH? Ini Penjelasan Dinas Sosial DKI
Baca Juga: Sembako Murah KJP Maret 2022, Cek Lokasi dan Jadwal Pangan Subsidi di Sini
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan bahwa masukan dari para anggota dewan akan menjadi evaluasi pihaknya bersama BUMD untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga pangan.
Pihaknya juga akan berkolaborasi dengan pemerintah pusat, asosiasi atau komunitas pangan lain untuk memastikan kondisi pangan bisa terpenuhi.
“Kenaikan harga pangan seperti cabai akibat musim penghujan sehingga biaya pemanenan dan pemeliharaan bertambah. Sementara minyak goreng diakibatkan naiknya harga CPO internasional. Untuk mengatasi ini kami dari pihak pangan memberikan pilihan kepada warga dengan ukuran minyak goreng dengan bentuk kemasan kecil maupun yang literan jadi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo menambahkan, sejumlah upaya telah dilakukan pihaknya untuk menjaga kestabilan harga.
Seperti memperluas kerja sama untuk memenuhi kebutuhan telur pihaknya menambah pasokan telur ayam dengan sistem Bussines to Bussines (konsumsi per bulan 6.864 ton), perluasan budidaya tanaman padi, kerja sama gudang beras, optimalisasi pasar dan bazar murah, serta penambahan rekanan swasta dalam penyaluran produk BUMD.
“Hal yang kita lakukan agar tidak ada lagi keresahan dari masyarakt akibat keterbatasan pangan maka ada penambahan rekanan dengan e-commerce, pasar modern, dan pasar tradisional,” tandasnya.