JAKARTA, KILAS24.COM– Siti Latifah jadi Google Doodle hari ini. Google menampilkan sosok Siti Latifah Herawati Diah dalam rangka perayaan hari ulang tahunnya yang ke-105.
Google Doodle menampilkan sosok Siti Latifah Herawati Diah, yang merupakan jurnalis perempuan pertama dan terkemuka di Indonesia hari ini. Selain jurnalis, Siti Latifah Herawati Diah menjadi saksi sekaligus pelaku dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Siti Latifah Herawati Diah turut memperjuangkan hak-hak perempuan. Siti mendirikan beberapa organisasi perempuan, termasuk Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan, yang mendorong perempuan Indonesia untuk memilih.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini, Persembahan Kepada Siti Latifah Herawati Diah, Jurnalis Wanita Indonesia
Gambar yang jadi Google doodle hari ini merupakan persembahan sekaligus pengingat warisan yang ditinggalkan Siti Latifah Herawati Diah serta emansipasi yang dia buka untuk perempuan di Indonesia.
Riwayat Singkat
Seperti dilansir dari Wikipedia, Siti Latifah Herawati Diah selain menjadi tokoh pers di Indonesia, ternyata juga seorang istri dari mantan Menteri Penerangan yaitu B.M Diah. Karir media pertama kali saat berusia 22 tahun sebagai stringer di kantor berita United Press International (UPI).
Herawati dalam kehidupannya berkesempatan mengecap pendidikan tinggi di American High School di Tokyo, Jepang. Herawati kemudian ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York dan lulus pada tahun 1941.
Pada tahun 1942 pulang kampung ke Indonesia dengan aktivitas sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian ia bergabung lagi sebagai penyiar di radio Hoso Kyoku, lalu menikah dengan B.M. Diah, yang saat itu bekerja di koran Asia Raja.
Baca Juga: Sinopsis A Business Proposal Episode 10, Akankah Hubungan Mereka Terbongkar?
Pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah bersama istrinya Herawati mendirikan dan mengembangkan Harian Merdeka. Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955.
Sebagai seorang jurnalis wanita, Siti Latifah Herawati Diah juga menjadi salah satu saksi hidup dalam peristiwa dikirimnya delegasi perempuan Indonesia ke India pada tahun 1947. Bahkan saat Siti Latifah Herawati Diah dikirim sebagai salah satu delegasi, Ia dapat kehormatan untuk bertemu secara langsung dengan Bapak Kemerdekaan India yaitu Mahatma Gandhi.
Herawati Diah meninggal dunia pada tanggal 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M. Diah.