JAKARTA, KILAS24.COM – Tren hepatitis misterius tengah merebak. Hepatitis misterius ini juga telah ditemukan di Indonesia dan belum diketahui penyebabnya. Berikut beberapa penjelasannya.
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengungkapkan bahwa jumlah tren peningkatan kejadian hepatitis pada anak yang akut dan fatal. Hepatitis misterius sendiri merujuk pada penyebabnya yang belum diketahui.
Melalui Twitternya, @drpriono1, Pandu menerangkan, penyebab hepatitis ini masih misterius pada anak-anak. Di Indonesia telah ditemukan kasusnya.
BACA JUGA: Para Moms Jangan Abai! Deteksi 3 Gejala Umum Hepatitis Ini Pada Anak
“Masih belum diketahui penyebab pastinya, tapi dugaan terkait dengan adenovirus. Sudah dilaporkan 3 kasus di Jakarta. Bila ada keluhan pada anak dengan gejala pencernaan dan warna kuning di area mata, segera ke RS,” ungkap Pandu Riono.
Terjadi Di Beberapa Negara
Wabah hepatitis misterius ini diketahui telah terjadi di 12 negara dengan 169 kasus.
Hal ini disampaikan oleh Doktor dan pegiat media sosial, Adam Prabata melalui Instagramnya, @adamprabata.
Menurutnya, wabah hepatitis akut misterius pada anak sedang terjadi di banyak Negara.
BACA JUGA: MP3 Juice: Download Lagu Dan Musik Gratis Terbaik 2022
Ke-12 negara yang mengalami kasus hepatitis misterius ini, yaitu Inggris (114 kasus), Spanyol (13), Amerika Serikat (9), Israel (12), Denmark (6), Irlandia (5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), dan Belgia (1).
Adam melanjutkan, terdapat dua dugaan sementara mengenai hepatitis misterius ini.
Pertama, wabah terdorong oleh adenovirus yang ditemukan atas 74 kasus. Kedua, Covid-19 juga turut mendorong terjadinya wabah ini hingga mencapai 20 kasus.
BACA JUGA: Benarkah BSU Cair Awal Mei 2022? Simak Informasi Terbaru Kemnaker
“Bahkan Adenovirus dan Covid-19 ditemukan bersamaan pada 19 kasus,” ungkap Adam.
Dia melanjutkan, terdapat tiga gejala dari hepatitis akut misterius pada anak, yaitu sakit perut, muntah, dan diare yang ketiganya juga berkembang menjadi hepatitis akut berat dengan peningkatan enzim hati yang mengakibatkan menguningnya daerah kulit, mata, dan lainnya.
Data organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) per 21 April 2022, memperlihatkan dari 10 persen (17 kasus) membutuhkan transplantasi hati, bahkan 1 anak meninggal dunia yang disebabkan penyakit tersebut.
Selanjutnya, umur anak rentang usia 1 bulan—16 tahun yang terjangkit penyakit ini, khususnya mayoritas anak di bawah 5 tahun.
Di Indonesia sendiri sampai saat ini sudah ditemukan 3 kasus pada pasien anak-anak yang meninggal dunia di RS Dr. Ciptomangunkusumo.
Menurut para ahli, dugaan awal berkaitan dengan adenovirus dan SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19.
Demikianlah kilasan mengenai tren hepatitis misterius dan penjelasannya, serta beberapa kasusnya yang melanda banyak negara termasuk Indonesia.
Himbauan bagi para orang tua, segera periksakan anak anda jika mengalami gejala umum hepatitis seperti yang telah diterangkan di atas. Semoga info ini bermanfaat.
(Sumber: kabar24.bisnis.com)