JAKARTA, KILAS24.COM – Dilansir dari Reuters, Platform-platform seperti Youtube, Facebook dan Twitter akan Memblok akses ke link Russia Today (RT) dan Sputnik. RT dan Sputnik sendiri merupakan jaringan media informasi yang didukung oleh pemerintahan Rusia.
Youtube, sebagai perusahaan yang dioperasikan oleh Google Alphabet Inc (GOOGL.O), mengatakan pada hari Selasa (1/03/2022), bahwa pihaknya sedang berupaya memblokir saluran yang terhubung ke outlet media yang didukung pemerintah Rusia (RT) dan Sputnik di seluruh Eropa karena situasi di Ukraina.
BACA JUGA: Daftar Kartu Prakerja 2022, Ini Syarat dan Cara Mendaftar
“Butuh waktu bagi sistem kami untuk sepenuhnya meningkat. Tim kami terus memantau situasi sepanjang waktu untuk mengambil tindakan cepat,” kata juru bicara YouTube.
Meta Platforms Inc (FB.O), perusahaan induk Facebook, juga akan membatasi akses ke outlet media pemerintah Rusia RT dan Sputnik pada platformnya di seluruh Uni Eropa, seperti yang disampaikan Kepala Urusan Global Perusahaan, Nick Clegg pada Senin (28/02/2022), kemarin.
Pelarangan Iklan Bagi Media Rusia
Meta, Microsoft Corp (MSFT.O) dan Alphabet Inc (GOOGL.O) Google dan YouTube telah mengambil tindakan dalam beberapa hari terakhir untuk membatasi media pemerintah Rusia menghasilkan uang dari iklan di platform mereka. Twitter Inc (TWTR.N) bahkan telah melarang RT dan Sputnik beriklan di situsnya pada tahun 2017.
Twitter juga telah mengambil langkah demi membatasi Konten-konten dari Rusia. Pihak Twitter mengatakan pada Senin (1/03/2022), bahwa Twitter (TWTR.N) pun telah menambahkan label dan mengurangi visibilitas cuitan yang berisi konten dari situs web media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia seperti RT dan Sputnik.
BACA JUGA: Inilah 9 Negara Pemilik Nuklir Terbanyak di Dunia, Rusia Urutan Berapa yah?
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis (25/02/2022), terlihat lebih dari 45.000 tweet sehari dari orang-orang yang membagikan tautan ini. Pihak Twitter menilai bahwa ini berarti sebagian besar konten dari media yang berafiliasi dengan negara tersebut berasal dari individu yang membagikan materi tersebut daripada akun media yang berafiliasi dengan negara yang sudah diberi label.
Twitter mengatakan label itu akan secara otomatis diterapkan ke setiap tweet dengan URL dari situs web media yang berafiliasi dengan Rusia. Ini juga akan mengurangi visibilitas tweet dengan tidak merekomendasikannya kepada pengguna dan mengeluarkannya dari fungsi ‘Penelusuran Teratas’.
Perusahaan mulai memberi label dan “menghilangkan penguatan” akun yang berafiliasi dengan Rusia dan beberapa negara lain pada tahun 2020. Perusahaan berhenti mengizinkan iklan dari akun yang dimiliki oleh RT dan Sputnik pada tahun 2017 setelah pemilihan presiden AS. Pada tahun 2019, perusahaan juga telah melarang iklan dari semua media yang didukung oleh Rusia.
Kesepakatan Bersama Uni Eropa
Dalam sebuah cuitannya di Twitter, Nick Clegg, sebagai Kepala Urusan Global Meta mengatakan bahwa perusahaan media sosial menerima permintaan dari sejumlah pemerintah dan UE untuk mengambil langkah-langkah sehubungan dengan media yang dikendalikan negara Rusia di platformnya.
“Meta akan terus bekerja sama dengan sejumlah pemerintah dan UE dalam urusan masalah ini,” tegas Clegg.
BACA JUGA: Spezia vs AS Roma, Srigala Ibu Kota Ngamuk di Menit Akhir
Uni Eropa pada Minggu (27/02/2022) mengatakan akan melarang jaringan televisi milik negara Rusia RT dan kantor berita Sputnik. Operator telekomunikasi Kanada juga telah berhenti menawarkan saluran RT.
Sumber: Reuters