JAKARTA, Kilas24.com — Akses menuju Muara Teweh, Kalimantan Tengah kini menjadi lebih mudah setelah pemerintah meresmikan Bandara Haji Muhammad Sidik. Selain membuka akses, kehadiran bandara baru itu juga untuk program food estate.
Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin mengatakan pembangunan infrastruktur dalam rangka mengimplementasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Infrastruktur menghubungkan seluruh wilayah Nusantara sebagai suatu kesatuan.
“Kita bangun infrastruktur baik di darat, laut, udara dan langit melalui online, sehingga bisa tersambung ke semua daerah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (31/3/2021).
Pada peresmian Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah KH. Ma’ruf Amin didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Turut hadir dalam peresmian, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Kepala BNPB Doni Monardo, Wakil Menkes Dante Saksono Harbuwono, dan Bupati Barito Utara Nadalsyah.
Baca Juga: PUPR Bangun Irigasi di NTB & NTT, Ini Lokasinya
Ma’ruf menjelaskan pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas nasional. Pembangunan Bandara Haji Muhammad Sidik juga bertujuan mendukung pembangunan lumbung pangan (food estate) di Kalimantan yang menjadi program prioritas nasional.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh dibangun sebagai pengganti Bandara Beringin yang sudah tidak dapat dikembangkan.
Pasalnya, bandara lama terletak di tengah Kota dan keterbatasan lahan. Bandara baru juga bertujuan untuk mendukung perdagangan yang terhubung dari Kalimantan Tengah dengan Provinsi Kalimantan Timur (khususnya Balikpapan dan Samarinda), Kalimantan Barat (Pontianak), Jawa Timur (Surabaya), DKI Jakarta, bahkan Sulawesi Selatan (Makassar).
“Bandara ini dibangun untuk melayani konektivitas masyarakat Kabupaten Barito Utara, baik penumpang maupun kargo, dan aktivitas ekonomi berupa pertambangan batu bara dan emas, serta mendukung lokasi penyangga food estate di Kalimantan,” katanya.
Baca Juga: Pelabuhan BBM Hadir di Labuan Bajo
Budi Karya juga apresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Barito utara dan DPRD Provinsi serta DPRD Kabupaten Barito Utara, yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyediaan lahan dan kelancaran pembangunan, termasuk aksesibilitas dan utilitas.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan, Kalteng adalah Provinsi terluas kedua di Indonesia, maka dari itu membutuhkan dukungan infrastruktur transportasi khususnya transportasi udara.
“Dengan luasnya Kalteng perlu dukungan infrastruktur transportasi khususnya transportasi udara. Adanya Bandara Haji Muhammad Sidik diharapkan dapat menimbulkan titik-titik ekonomi baru di Kalteng dan sekitarnya,” katanya.
Adapun, Bandara Haji Muhammad Sidik memiliki runway dengan panjang 1.400 m dan lebar 30 m dapat didarati pesawat jenis ATR72.
Memiliki apron sepanjang 110,25 m dan lebar 80 m, taxiway sepanjang 173 m dan lebar 18 m, serta memiliki terminal seluas 1.250 m persegi yang dapat menampung 55.000 penumpang per tahun. Pembangunan bandara ini menelan biaya sebesar Rp380 miliar.
Untuk mencapai Muara Teweh, jika ditempuh dengan jalur darat dari Palangkaraya memakan waktu sekitar 7 jam, dari Banjarmasin 9 jam, dari Balikpapan 12 jam, dan dari Samarinda 14 jam. Dengan adanya Bandara Muara Teweh, bisa ditempuh kurang lebih hanya 1 jam dengan menggunakan pesawat.
Saat ini di Bandara Haji Muhammad Sidik, melayani penerbangan perintis terjadwal Susi Air tujuan Palangkaraya 2x seminggu dan penerbangan reguler tujuan Banjarmasin 2x seminggu, dan penerbangan charter Airfast-Twin Otter 2-3x seminggu tujuan Balikpapan.
Baca Juga: Kemenhub Siapkan Aturan Pelarangan Mudik 2021