JAKARTA, KILAS24.COM — Belum lama ini beredar video singkat yang menampilkan Menteri Sosial Tri Rismaharini marah besar kepada pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Gorontalo.
Kemarahan Mensos itu perihal bansos PKH yang tak kunjung cair karena banyak kendala di daerah. Padahal bansos PKH Oktober telah memasuki tahap akhir alias injury time.
Program bansos PKH merupakan salah satu program yang diandalkan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Kemarahan Risma perlu ditempatkan dalam konteks pencairan bansos PKH Oktober.
Baca Juga: Ini 8 Bansos yang Cair Oktober: Ada PKH, Sembako, BSU hingga Kuota Internet,
Sebagian orang mendukung Mensos Tri Rismaharini, sementara lainnya merasa apa yang dilakukan kurang etis. Lepas dari pro dan kontra, yang pasti apa yang diupayakan Menteri Sosial sangat masuk akal, ingin bantuan sosial (bansos) termasuk PKH Oktober cepat sampai ke tangan masyarakat.
Salah satu yang paling disorot adalah bansos PKH Oktober yang disebut Risma memasuki periode injury time pada Oktober 2021. Mensos minta semua stakeholder untuk bekerja keras menyalurkan PKH.
“Ayo bapak-ibu, saya minta bekerja keras. Ini masih banyak KPM yang belum menerima bantuan. Angkanya besar sekali. Padahal untuk bansos PKH akan salur terakhir pada bulan Oktober ini. Ini injury time . Kalau tidak bisa masuk nanti tidak akan menerima bantuan,” kata Mensos dalam pertemuan pemadanan data yang berlangsung di Balai Tou Motou, Kota Manado (01/10).
Seperti diketahui, anggaran Perlindungan Sosial (Perlinsos) menjadi salah satu andalan pemerintah untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 agar dapat terus memenuhi kebutuhan dasarnya.
Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlinsos merupakan salah satu klaster dalam program PEN yang dirancang untuk menjaga masyarakat yang terdampak secara ekonomi agar dapat terus memenuhi kebutuhan dasarnya.
Baca Juga: Alhamdulillah, 3,6 Juta Paket Data Internet dari Kemenag Cair, Cek HP Kamu
Program-program perlinsos ini antara lain berupa Bansos Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Nontunai (BPNT/Kartu Sembako), Paket Sembako Jabodetabek, Bansos Tunai (BST) Non-Jabodetabek, BST bagi penerima Sembako Non-PKH, bansos beras bagi penerima PKH, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.
Per 1 Oktober 2021, Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan secara total realisasi untuk Perlinsos telah mencapai Rp117,3 triliun. Jumlah itu setara dengan 62,9 persen dari total anggaran Perlinsos.
Khusus untuk PKH tercatat telah direalisasikan sebanyak Rp20,72 triliun atau 73,2 persen dari pagu. Realisasi PKH itu hanya sedikit lebih kecil dari bantuan sembako yang senilai Rp29, 21 triliun, setara dengan 58,5 persen.
“Realisasi Perlinsos itu adalah 62,9 persen dari pagu atau Rp117,3 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (20/5/2021).
Di sisi lain, Kemensos sebagai lembaga yang menyalurkan dan mencairkan bansos menyebutkan telah merealisasikan anggaran senilai Rp69,2 triliun dari total Rp106,8 triliun.
Baca Juga: Cair Oktober 2021, Yuk Cek Bansos PKH, Simak Cara Mencairkannya
Serapan anggaran paling besar berasal dari Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Rp 30 triliun serapan Rp 21 triliun 72,69%, dan Ditjen Penanganan Fakir Miskin Rp 73 triliun serapan Rp 46 triliun 62,61 persen.
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam berbagai kunjungan ke daerah selalu meminta pemerintah daerah, Bank Himbara dan pendamping untuk bekerja keras memastikan bantuan diterima penerima manfaat.
Sebab, penyaluran bantuan sosial seperti Program PKH Oktober memasuki tahapan akhir penyaluran. Tambah lagi, masing-masing daerah kini mendapat tambahan penerima bantuan, di mana secara nasional besarnya 5,9 juta KPM.
“Ini injury time . Kalau tidak bisa masuk nanti tidak akan menerima bantuan,” katanya.