KILAS24.COM – Ditjen Pajak (DJP) menyebutkan sebanyak 53 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) telah terintegrasi sebagai Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP).
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Neilmaldrin Noor mengatakan NIK yang terintegrasi dengan NPWP itu dihimpun DJP hingga pekan pertama pada 2023i. Adapun target DJP, yakni mengintegrasikan 68,52 NIK.
“Sampai dengan Minggu, 8 Januari 2023 total sudah terdapat 53 juta NIK-NPWP yang terintegrasi,” ujarnya seperti dikutip dari Belasting, pada Senin (9/1/2023).
Baca Juga: Info BSU Kemnaker 2023 Cair Lagi? Ini 2 Penjelasannya
Neilmaldrin mengimbau wajib pajak orang pribadi dalam negeri untuk segera melakukan validasi NIK sebagai NPWP. Pasalnya, validasi NIK sebagai NPWP bisa dilakukan secara mandiri.
Dia menerangkan wajib pajak bisa melakukan validasi NIK alias nomor KTP melalui portal DJP Online. Wajib pajak perlu masuk ke situs pajak.go.id, lalu mengikuti alur proses validasi NIK sebagai NPWP.
“DJP mengimbau kepada WP Orang Pribadi dalam negeri yang sudah terdaftar, agar segera melakukan validasi NIK sebagai NPWP,” ungkap Neilmaldrin.
DJP melaksanakan penyederhanaan administrasi perpajakan dengan mengintegrasikan NIK sebagai NPWP. Dengan demikian, wajib pajak bisa mendapat layanan perpajakan menggunakan NIK.
Baca Juga: Penerima BSU Bisa Daftar Kartu Prakerja 2023, Insentif Rp4,2 Juta
Implementasi NIK sebagai NPWP dilaksanakan sejak 14 Juli 2022, bertepatan dengan Hari Pajak Nasional. Adanya pengintegrasian itu membuat wajib pajak menggunakan NPWP format baru, yakni 16 digit NIK.
Wajib pajak yang belum melakukan validasi NIK sebagai NPWP masih bisa menggunakan NPWP format lama dengan 15 digit angka. Namun, pemakaian format lama hanya berlaku sampai 31 Desember 2023.
Setelah itu, wajib pajak wajib memakai format 16 digit angka, sebab format baru tersebut resmi berlaku secara menyeluruh pada 1 Januari 2024. Ketentuan tersebut tertuang dalam PMK No.112/2022.
“Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2024 Wajib Pajak menggunakan NIK sebagai NPWP dan NPWP dengan format 16 digit dalam layanan administrasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan pihak lain,”bunyi Pasal 11 ayat (1) huruf a PMK 112/2022.