JAKARTA, KILAS24.com— Salah satu dampak positif kehadiran Kartu Prakerja ialah bisa mendorong peningkatan upah perempuan yang lebih besar dari laki-laki.
Hal ini terungkap oleh Rumah Riset Presisi Indonesia meluncurkan hasil penelitian evaluasi dampak Program Kartu Prakerja pada masa pandemi.
Peneliti Presisi Indonesia, Widdi Mugijayani mengatakan bahwa studi Presisi, digelar pada September hingga Oktober 2021 terhadap 2.156 penerima dan non-penerima Program Kartu Prakerja yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk memperkuat analisis kuantitatif yang dilakukan, studi kualitatif berupa wawancara mendalam terhadap 188 penerima dan non-penerima, 5 lembaga pelatihan, 3 platform digital dan 2 mitra pembayaran dilakukan.
Baca Juga: Lowongan Kerja untuk SMA dan Sarjana di TransJakarta, Bisa Lamar Online
“Hasilnya, Presisi menyimpulkan bahwa Program Kartu Prakerja meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing, serta kewirausahaan penerima Kartu Prakerja,” kata Widdi dalam webinar bertajuk “Evaluasi Dampak Program Kartu Prakerja sebagai Program Pemulihan Covid-19” secara daring, Rabu (9/2/2022).
Widdi menambahkan, selain itu peneliti menemukan pengaruh positif-signifikan Program Kartu Prakerja terhadap upah dan inklusi keuangan. Hasil itu, senada dengan temuan awal studi J-PAL SEA yang disosialisasikan pada Desember 2021 lalu.
Menariknya, Presisi juga menemukan dampak Program Kartu Prakerja terhadap peningkatan upah perempuan lebih besar dari pada laki-laki, yang memberikan sinyal baik bahwa Program Kartu Prakerja dapat berperan mempersempit kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan di Indonesia.
Simak Juga: Indonesia batal ikuti Piala AFF U-23 2022, Ini Alasan PSSI
Temuan Presisi menyimpulkan penerima kartu prakerja terbukti mampu meningkatkan skill, mendapatkan pekerjaan baru atau membuka usaha. bahkan, bagi kelompok penerima yang status kebekerjaannya berubah (dari menganggur jadi bekerja), terjadi peningkatan upah sebesar 31,6 persen.
Presisi, juga menemukan peningkatan kompetensi peserta dari luar Jawa lebih tinggi dari pada Jawa, yang membantu angkatan kerja di luar Jawa mengejar ketertinggalan dari Jawa.
“Selain berhasil membekali penerima dengan keterampilan untuk mencari kerja atau membuka usaha, Kartu Prakerja juga berhasil menjalankan misinya sebagai program semi-bantuan sosial karena kelompok termiskin terbukti lebih menikmati manfaat Kartu Prakerja,” kata Widdi
Hasil riset Presisi, Lanjut Widdi, juga membuktikan bahwa 41 persen penerima termasuk ke dalam kelompok pendapatan terendah, yaitu yang tidak berpenghasilan selama pandemi, menunjukkan Program Kartu Prakerja berhasil menyasar target kriteria penerima manfaat perlindungan sosial.
Baca Juga: KILAS JAKARTA : Ada Pendaftaran KJP Plus dan DTKS Pada Februari 2022
Atas dasar temuan studi itu, Presisi merekomendasikan agar Program Kartu Prakerja dilanjutkan.
“Riset Presisi Indonesia juga merekomendasikan bahwa Program Kartu Prakerja dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi learning loss atau scarring effect pada masa pandemi,” tegas Widi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menjadi pembicara kunci pada peluncuran riset Presisi menggarisbawahi bahwa, penelitian evaluasi dampak Program Kartu Prakerja tidak didanai oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.
“Penelitian JPAL dibiayai oleh Pemerintah Australia, USAID, dan Bill & Melinda Gates Foundation, sedangkan penelitian Presisi didanai oleh BKF, UNDP, dan Pemerintah Jepang. Jadi, keduanya betul-betul independen,” tegas Airlangga.