JAKARTA, KILAS24.COM — Pemerintah mengumumkan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai dengan 22 Oktober 2021 telah mencapai Rp433,91 triliun. Realisasi PEN itu setara dengan 58,3 persen dari pagu Rp744,77 triliun.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui keterangan resminya, menjelaskan realisasi dana PEN paling besar terjadi pada Klaster Perlindungan Sosial (Perlinsos) yang mencapai Rp125,10 triliun atau setara dengan 67 persen dari pagu.
Dijelaskan, realisasi dari klaster Perlinsos yang sebesar Rp125,10 triliun antara lain digunakan untuk:
- Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 73,4 persen atau Rp20,79 triliun dari pagu Rp28,31 triliun,
- Kartu Sembako sebesar 60,7 persen atau Rp30,27 triliun dari pagu Rp49,89 triliun,
- BLT Desa sebesar 60,6 persen atau Rp17,45 triliun dari pagu Rp28,80 triliun; dan
- Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 75,60 persen atau Rp6,65 triliun dari pagu Rp8,80 triliun.
Baca Juga: Gandeng PLN, Kemendes PDTT Targetkan Seluruh Desa Teraliri Listrik pada 2024
Setelah klaster Perlinsos, realisasi terbesar berikutnya berasal dari Klaster Kesehatan yakni sebesar Rp116,82 triliun atau setara dengan 54,3 persen dari pagu. Realisasi Klaster Kesehatan yang sebesar Rp116,82 triliun yang utama adalah untuk:
- Diagnostik (Testing dan Tracing) realisasi sebesar 66,7 persen atau Rp3,01 triliun,
- Therapeutic (Insentif dan Santunan Nakes) sebesar Rp14,07 triliun atau 74,3 persen dari pagu Rp18,94 triliun, dan
- Vaksinasi (Pengadaan dan Pelaksanaan) sebesar 42,1 persen atau Rp24,31 triliun.
Berikut daftar lengkap realisasi PEN hingga 22 Oktober 2021:
- Realisasi Klaster Kesehatan sebesar Rp116,82 triliun (54,3 persen);
- Realisasi Klaster Perlinsos sebesar Rp125,10 triliun (67 persen);
- Realisasi Klaster Program Prioritas sebesar Rp68,07 triliun (57,7 persen);
- Realisasi Klaster Dukungan UMKM dan Korporasi sebesar Rp63,20 triliun (38,9 persen);
- Realisasi Klaster Insentif Usaha sebesar Rp60,73 triliun (96,7 persen).
Kemenko Perekonomian menjelaskan Presiden juga terus mengingatkan agar masyarakat jangan euforia dengan penurunan kasus yang secara konsisten terus terjadi, tetapi tetap perlu terus menjaga penerapan Prokes pada setiap mobilitas dan aktivitas masyarakat.
“Percepatan Vaksinasi dan Penerapan Prokes secara ketat menjadi kunci dalam menjaga dan mencegah terjadinya gelombang berikutnya atau lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Perlu kewaspadaan dan kecepatan bertindak dalam mengantisipasi berbagai potensi terjadinya lonjakan kasus Covid-19,” tulis Kemenko, Selasa (26/10/2021).
Baca Juga: Akhir Oktober, Realisasi BSU Kemnaker Masih Sama, Cek Data Pencairan BSU Tahap 5 di Sini
Menteri Kesehatan Budi Sadikin menambahkan kejadian di Inggris saat ini yang mengalami lonjakan kasus sangat tinggi, meskipun mempunyai cakupan vaksinasi tinggi atau fully vaccinated sebesar 67 persen.
Peningkatan kasus di Inggris disebabkan oleh Varian Delta dengan Sub-Variannya yaitu AY.4.2 yang diduga menjadi penyebab utama meningkatnya kasus di Inggris. Sub Varian AY.4.2 merupakan salah satu Sub Varian Delta yang dominan di dunia, tetapi sampai saat ini masih belum ditemukan di Indonesia.