SUMBA, KILAS24.com – Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) bakal memperluas kawasan food estate dari 11.000 menjadi 20.000 hektare (ha).
Hal ini dilakukan pemerintah setempat untuk meningkatkan produksi pertanian para petani.
Bupati Sumba Tengah, Paulus K Limu mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memperluas kawasan food estate menjadi 20.000 ha.
Menurutnya, Kementerian Pertanian RI sedang menyusun program perluasan kawasan tersebut dan rencananya berlangsung hingga 2024.
Baca Juga: Resmi Hengkang, Ini Calon Klub Baru Dybala
Menurutnya, kawasan food estate di Kabupaten Sumba Tengah memiliki luas lahan 11.000 ha.
Kawasan ini terdiri dari lahan yang telah ditanami padi seluas 5.400 hektare dan 5.600 hektare ditanami jagung serta Palawija.
Dia menjelaskan hasil panen para petani dari kawasan food estate sangat menggembirakan karena bisa mencapai 6 ton per ha padi dan jagung 9-10 ton per ha.
“Petani di Sumba Tengah sudah memanen jagung dan sedang mempersiapkan lahan untuk menanam tanaman padi dan palawija,” kata Paulus seperti dilansir Floresku.com, Selasa (22/3/2022).
Mengutip www.ditjenpkh.pertanian.go.id, Lokasi food estate di Kabupaten Sumba Tengah dibagi dalam lima zona. Zona satu berada di Desa Umbu Pabal dan Wairasa, zona dua dan tiga masing-masing di Desa Umbu Pabal Selatan dan Dasa Elu.
Sementara zona empat terdapat di Desa Makatakeri, Anakalang, Wailawa, dan Malinjak. Sedangkan zona lima masuk dalam wilayah Desa Tana Modu.
Desa-desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Katikutana, Katikutana Selatan, Umbu Ratu Nggay, Umbu Ratu Nggay Barat dan Mamboro.
Food estate Sumba Tengah bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan menambah frekuensi panen tanaman pangan menjadi setidaknya 2 kali, dari sebelumnya hanya sekali setahun.
Baca Juga: Sembako Murah, Masih Sempat Beli Pakai KLJ yang Cair Maret 2022? Ini Jadwalnya
Bantuan sarana dan prasarana sudah dimulai sejak semester kedua 2020, berupa penyediaan sumur bor, alsintan, pupuk, dan lain-lain.
Dengan konsep integrasi atau integrated farming, bukan hanya tanaman pangan (padi dan jagung) yang menjadi komoditas utama, tetapi juga dengan komoditas lain yaitu itik, kelapa, jeruk, dan lainnya.
Pada 2021 lalu, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memberi bantuan bibit ternak itik sebanyak 10.000 ekor.
Tahap pertama, itik tiba di Kabupaten Sumba Tengah 15 Februari 2021 sebanyak sekitar 6.200 ekor terdiri dari Day Old Duck (DOD) dan itik dara, sisanya akan dikirim pada tahap kedua mendatang.
Pengiriman bantuan itik ini dilakukan oleh BPTU HPT Pelaihari, salah UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang memiliki tugas dalam produksi itik.