MALANG, KILAS24.COM – Masalah akses pasar dan permodalan merupakan masalah bagi Paguyuban Pengrajin Batik Kabupaten Malang, Jawa Timur. Keluhan ini disampaikan kepada Sri Untari di lokasi workshop Batik Pakisaji, Senin (27/01).
Wakil Ketua Paguyuban Batik, Supriadi, mengaku menghadapi persoalan pemasaran dan akses permodalan. Karena itu para pedagang batik mengharapkan jalan keluar bagaimana mengatasinya.
“Kita berharap ada, solusi dari Bu Sri Untari, agar geliat pengrajin batik di Kabupaten Malang ini, bisa lebih menonjol lagi, dan tidak kalah dengan batik lainnya,”ujarnya.
Ia menjelaskan saat ini pengrajin batik, mencapai 58 orang yang menyebar di 33 Kecamatan di Kabupaten Malang. Jumlah ini sambung dia, merupKan potensi yang sangat besar, namun terkendala masalah pemasaran.
Menanggapi keluhan tersebut, Sri Untari, meminta para pengrajin batik mendirikan Koperasi Batik. “Bapak Ibu, para pengrajin, saya ajak untuk mendirikan koperasi Batik. Nanti saya bantu menguruskan. Biar penghrajin batik ini punya kekuatan,”tuturnya.
Baca Juga: Gandeng LPK Ganesha, Disnaker Beri Pelatihan Batik dan Bazar
Ketua fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur ini mengatakan dengan mendirikan Koperasi Batik, diyakini akan memapu meningkatkan kesejahteraan anggota, juga mendapatkan bantuan dari Pemerintah, dari sisi pembinaan.
“Kalau soal akses permodalan saya akan membantu, memperkenalkan dengan sejunlah perbankan. Saya yakin ini menjadi jalan Pengrajin Batik Kabupaten Malang, lebih sejahtera,”ujar Sri meyakinkan.
Ia bahkan berjanji untuk membeli batik milik pengrajin pada saat turun ke daerah pemilihannya (dapil).
“Saya akan beli, untuk dipakai pada saat turun dapil. Selain itu saya akan meminta kepada seluruh anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang untuk beli batik,”terang Sri Untari.
Ia pun berjanji menjadikan batik sebagai ikon, jika kelak dipercaya memimpin daerah ini.
“Mohon doanya, jika Allah menghendaki saya ingin mengangkat Pengrajin Batik menjadi lebih sejahtera. Karya mereka akan menjadi bagian penting untuk kemajuan Kabupaten Malang,”sambung Sri Untari.
Pertemuan dengan para pengrajin batik, diwarnai aksi kejutan. Leni, salah satu pengrajin batik menyerahkan hasil karyanya kepada Sri Untari, sembarani memohon untuk dipakainya.
“Bu ini batik karya pertama saya. Saya ingin Ibu berkenan menerima dan memakainya. Saya buat batik ini khusus untuk Ibu,”ujar Leni. (Yosef Naiobe)